Mohon tunggu...
Zahrotul Mutoharoh
Zahrotul Mutoharoh Mohon Tunggu... Guru - Semua orang adalah guruku

Guru pertamaku adalah ibu dan bapakku

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ruang Rasa

4 Juli 2022   07:05 Diperbarui: 4 Juli 2022   07:12 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di sudut ruang ini. Terlukis dengan indah. Kisah yang tak sempurna. Tentang diri.

Lukisan itu diciptakan oleh Dia. Dengan segala warna warninya. Tak hanya keindahan, tetapi juga ketidak indahan. Setidaknya menurut makhluk tak sempurna ini.

Dia menciptakan nafsu dan akal bagi manusia. Tak seperti malaikat yang selalu patuh. Tak seperti syaitan yang selalu ingkar. Agar makhluk ini mempergunakan akal demi menahan buruknya nafsu.

Dan di sudut ruang itu. Tuhan memberikan cinta. Kepada anak keturunan Adam dan Hawa. Agar mencintai sesuai dengan aturan-Nya.

Dengan perantara seorang lelaki yang disebut ayah dari sang perempuan. Sang kaum adam mengucap janji. Dengan menggenggam tangan ayah disaksikan Tuhan. Menggetarkan Arsy-Nya.

Tak seharusnya goyah. Apa yang telah diucapkan. Karena sakralnya janji di hadapan-Nya. Dan di hadapan manusia.

Takkan mudah untuk bertahan. Banyak rintangan yang dihadapi. Di sudut ruang rasa itu. Akankah menyerah?

Branjang, 3 Juli 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun