Tunarungu. Atau orang lebih mengenal sebagai anak tuli. Anak yang memiliki keistimewaan dari Tuhan berupa tak mampu berkomunikasi seperti kita yang normal karena tak mampu mendengar.
Sebagai orang yang awam tentang mereka, tentu saja kita akan merasa kesulitan untuk berkomunikasi. Bagaimana cara memahami apa yang mereka katakan dan bagaimana cara agar mereka mengerti apa yang kita ucapkan?Â
Tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi kita. Nah, berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan untuk berkomunikasi dengan anak tunarungu atau anak tuli.
1. Berkomunikasi dengan bahasa Isyarat
Anak tunarungu lebih banyak berbicara dengan bahasa isyarat. Karena hal tersebut lebih mudah untuk mereka daripada mereka berlatih untuk berbicara.
Bahasa isyarat yang biasa kita kenal diantaranya dengan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) yang masih sering dipakai oleh Sekolah Luar Biasa di Indonesia saat ini. Untuk mempelajarinya dapat dengan membuka kamus SIBI yang telah diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional.
Dalam Kamus SIBI ini kita akan dikenalkan dengan isyarat huruf, awalan dan akhiran, serta kata-kata yang biasa dipergunakan untuk berkomunikasi. Terutama kata-kata baku.
Kemudian selain belajar isyarat dengan SIBI ini pada perkembangannya banyak muncul bahasa isyarat lainnya. Diantaranya BISINDO (Bahasa Isyarat Indonesia). Dalam BISINDO ini juga diperkenalkan isyarat huruf. Tetapi ada perbedaan dengan isyarat pada SIBI. BISINDO ini lebih banyak mempergunakan kedua tangan untuk berkomunikasi daripada SIBI.
2. Berkomunikasi dengan Tulisan
Sebagai orang yang awam dengan bahasa isyarat, maka bentuk cara berkomunikasinya bisa dengan menggunakan tulisan. Antara orang normal dan tunarungu saling berkomunikasi dengan cara menulis pada lembaran kertas.Â
Tetapi ada kelemahan juga dengan komunikasi model ini. Karena tak selamanya anak tunarungu atau tuli pernah belajar di sekolah, sehingga tidak bisa menuliskan apa yang akan dikatakan.