Langkah kaki mereka adalah impianku. Jemari yang lincah juga harapanku. Terkadang aku tak mengerti. Mengapa mereka seperti tak menginginkannya.
Mereka lebih banyak berjalan dan berlari dengan mesin. Mereka malas menulis dengan jemarinya. Hai.., tak tahukah mereka.. Itu semua adalah hal yang mustahil untuk manusia sepertiku.
Andai mereka tahu. Maka mereka akan lebih banyak berjalan dengan kaki kokohnya. Akan rajin menuliskan apa yang ada dipikirannya. Tanpa alat bantu sepertiku.
Ku pandang kakiku. Ku lihat jemariku. Tak seperti milik mereka. Tetapi, aku belajar bersyukur dengan yang ku miliki ini.
Kaki yang tak kokoh ini. Jemari yang tak sempurna ini. Tak mengurangi keinginanku. Untuk juga mewujudkan impian yang sempurna seperti mereka.
Branjang, 4 Februari 2022
Terinspirasi dari Keisya, salah satu murid tunadaksa SLB Negeri 1 Gunungkidul
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H