Ku dengar suara berat bapak. Dari arah kamar ibuku. Hatiku tiba-tiba merasa tak enak. Bapak memanggil ibu berulang. Tak ada sahutan dari ibu seperti biasanya.
Segera ku berlari ke arah kamar ibu. Ku dapati bapak terduduk di tempat tidur ibu. Sambil terus memanggil ibu.
Ku terhenyak. Ku lihat ibu diam. Seperti tidur. Ku coba memegang tangan ibu. Lehernya. Dingin.
***
"Bulan kemarin baru saja dipasang tenda untuk pernikahanku. Hari ini dipasang tenda untuk ibu, mbak..", kataku dengan terisak.
Ya, empat puluh hari yang lalu aku baru saja menikah. Dan hari ini menjadi hari terakhirku bertemu ibu.
Ku ingat yang ku alami sejak pagi ini. Ibu berkata tak bisa merawat bapak yang sedang sakit. Ya, ibu yang sakit stroke pasti tak bisa menyiapkan makanan dan sebagainya untuk bapak.Â
Ku ingat perasaan tak enakku ketika dalam perjalanan pulang dari Jogja. Seperti ada perasaan yang mengharuskan aku segera pulang ke rumah.
Ku ingat juga, ketika ibu tadi memperhatikan aku ketika aku beranjak pergi ke kantor. Ya, ku merasa ibu melihatku. Tak seperti biasanya.
"InsyaAllah ibu husnul khatimah, Ra..", hibur bulikku yang pasti juga merasa sedih atas meninggalnya kakak perempuannya.
"Aamiin..".