Mohon tunggu...
Zahrotul Mutoharoh
Zahrotul Mutoharoh Mohon Tunggu... Guru - Semua orang adalah guruku

Guru pertamaku adalah ibu dan bapakku

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Daden Geni

3 November 2021   03:52 Diperbarui: 3 November 2021   03:58 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Sulit ya, Mbah..", keluhku.

Simbah tersenyum mendengarnya.

"Dibaleni, ndhuk.. Nek wis terbiasa, pasti kowe isa daden geni.. Diulangi, ndhuk.. Kalau sudah terbiasa, pasti kamu bisa menyalakan api..", kata simbah.

Kuulangi berkali-kali. Akhirnya setelah berusaha berkali-kali, menyala juga apinya di keren yang satunya. Keren yang tadi dipakai Simbah untuk nggodhog banyu. Kalau yang kunyalakan apinya untuk nggodhog jagung panenan Simbah.

"Nah, kamu bisa membantu Simbah kan, Ra..", kata ibu dari arah belakang.

"Hehe.. iya, Bu.. tapi ternyata agak sulit juga ya..", kataku tersipu.

"Sulit kalau kamu berusaha selalu berusaha pasti akan menjadi mudah.. Tidak putus asa kalau belum bisa melakukannya.. begitu juga belajarmu, Ra..", lanjut ibu.

Benar kata ibu. Ternyata aku bisa belajar dari Simbah. Ya belajar untuk tidak menyerah dari daden geni yang gampang-gampang susah di keren ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun