"Sulit ya, Mbah..", keluhku.
Simbah tersenyum mendengarnya.
"Dibaleni, ndhuk.. Nek wis terbiasa, pasti kowe isa daden geni.. Diulangi, ndhuk.. Kalau sudah terbiasa, pasti kamu bisa menyalakan api..", kata simbah.
Kuulangi berkali-kali. Akhirnya setelah berusaha berkali-kali, menyala juga apinya di keren yang satunya. Keren yang tadi dipakai Simbah untuk nggodhog banyu. Kalau yang kunyalakan apinya untuk nggodhog jagung panenan Simbah.
"Nah, kamu bisa membantu Simbah kan, Ra..", kata ibu dari arah belakang.
"Hehe.. iya, Bu.. tapi ternyata agak sulit juga ya..", kataku tersipu.
"Sulit kalau kamu berusaha selalu berusaha pasti akan menjadi mudah.. Tidak putus asa kalau belum bisa melakukannya.. begitu juga belajarmu, Ra..", lanjut ibu.
Benar kata ibu. Ternyata aku bisa belajar dari Simbah. Ya belajar untuk tidak menyerah dari daden geni yang gampang-gampang susah di keren ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H