Mohon tunggu...
Zahrotul Mutoharoh
Zahrotul Mutoharoh Mohon Tunggu... Guru - Semua orang adalah guruku

Guru pertamaku adalah ibu dan bapakku

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Daden Geni

3 November 2021   03:52 Diperbarui: 3 November 2021   03:58 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Simbah lagi ngapain?", tanyaku kepada Simbah yang sedang asyik di dapur.

"Wah.. putuku.. Sini.. Rewangi Simbah..", sambut Simbah.

Ya, aku dan Simbah sedang berada di dapur. Kalau kata simbah sih nama jawanya pawon. Pawonnya Simbah masih tradisional banget. Tidak memakai kompor minyak, apalagi kompor gas.

"Iki jenenge keren, ndhuk..", kata simbah setelah mendengar pertanyaanku.

"Sing ngurupke nganggo blarak.. Blarak iku godhong kambil sing wis garing..", lanjut Simbah.

Kulihat Simbah menyalakan korek api. Rek jres. Gitu Simbah bilang.

Kemudian Simbah mengarahkan korek yang sudah ada apinya ke blarak yang sudah disiapkan Simbah. Kemudian Simbah memasukkan blarak yang sudah menyala ke dalam lubang keren. Kayu-kayu kering yang kecil-kecil dimasukkan. Ku perhatikan Simbah melakukannya.

Oh iya, kerennya simbah terbuat dari batu. Ada dua buah.  Setiap keren ada dua lubang. Depan dan belakang.

"Ah, kayaknya gampang..", batinku.

"Mbah, aku pengen mencoba dong..", pintaku kepada Simbah.
***
Ku pegang blarak segenggamanku. Lalu ku pantik korek api. Ku dekatkan ke blarak. Dan..

Ah.. ternyata tak semudah yang ku lihat dari Simbah tadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun