"Ayo, kita ke rumah bu Sum, Ra..", ajak ibu kepada Nara.
Ibu memang paling semangat mengajak Nara ke rumah bu Sum setiap haru raya Idul Fitri. Bu Sum ini adalah teman guru ibunya Nara, sewaktu masih mengajar di sebuah SLB Swasta di dekat rumah.
Bu Sum sudah lama pindah ke SLB Negeri di ibu kota kabupaten. Dan menurut buliknya Nara, bulik Ima, bu Sum ini sudah seperti anaknya ibu Nara.
Nara memperhatikan ibu. Ya, hari ini masih hari raya Idul Fitri. Dan ibunya pasti akan mengajaknya ke sana.
"Ibu, njenengan itu lebih tua daripada bu Sum. Harusnya yang lebih muda yang datang ke rumah ibu..", kata Nara kepada ibunya.
Ibunya yang duduk di kursi roda karena stroke-nya, menatap Nara.
"Ora oleh kaya ngono, Ra.. Iki kesempatan melebur dosa kita kepada orang lain.. Menjaga silaturahmi kita..", kata ibu Nara.
Akhirnya Nara bersama kakak dan kakak iparnya mengantar ibu ke rumah bu Sum. Suami kakaknya mengantar dengan mobilnya.Â
***
"Saiki neng Gedangan ya, Ka..", kata ibu Nara kepada mbak Ika, kakaknya Nara.Â
"Ya, bu.. Sendiko dhawuh..", kata mbak Ika.