Ya, mereka menukar rosokan yang didapat tadi dengan kerupuk warna-warni. Tepatnya warna kuning dan merah muda.Â
Mereka kebetulan membawa kertas koran bekas yang bersih. Jadi bisa untuk wadah kerupuk warna-warni itu.
Kata bapak rosokan itu, kerupuk warna-warni itu digoreng memakai pasir. Bentuknya juga unik. Panjang dan ada bolong-bolongnya.
Tidak perlu khawatir. Kerupuk-kerupuk itu bersih. Dan meski dibawa bapak tukang rosokan, tapi tetap bersih. Ketika mengambilkan kerupukpun, bapak itu mengelap tangannya dengan serbet.
O iya, selain itu bapak tukang rosok itu juga membawa mainan. Kalau barang rosokan yang ditukar itu senilai dengan mainan, maka ya akan mendapat mainan itu. Kalau tidak ya tetap boleh menukar dengan kerupuk unik itu.
***
"Mbak, jadi beli kerupuk yang mana?", tanya penjual di pasar itu membuyarkan lamunan Asti.
"Eh...Kerupuk yang ini saja, bu.. Lama saya tidak makan kerupuk yang seperti ini..", jawab Asti sambil menunjuk kerupuk rosokan.
Bu penjual mengambilkan kerupuk yang dimaksud Asti.
"Ini, mbak..", kata penjual itu seraya menyerahkan kerupuk warna-warni itu.Â
Asti menerimanya dengan senang karena akan menikmati kerupuk rosokan seperti ketika dia kecil. Dulu dia harus mencari barang rosokan demi menikmati kerupuk yang dibelinya saat ini.
Asti segera menyerahkan uang kepada penjual. Kemudian dia bergegas menuju motornya untuk pulang ke rumah.