Tak dapat dipungkiri, keberhasilan pendidikan anak terletak di tangan guru dan juga terutama orangtua. Guru sebagai orangtua di sekolahan, harus mampu menjalankan perannya.Â
Lalu bagaimana guru berperan kepada orangtua siswa-siswanya?Â
Ada baiknya guru membuat komunikasi yang aktif dengan orangtua siswa. Dengan membuat grup whatsapp misalnya.Â
Dengan adanya grup ini, akan memudahkan guru menyampaikan informasi tentang pendidikan anak selama di sekolah. Kendala juga dapat disampaikan melalui grup ini. Termasuk tugas untuk anak.
Memang bisa melalui komunikasi pribadi. Tetapi ketika siswanya banyak, tentu guru akan kesulitan jika "japri" setiap orangtua/ wali siswa. Jadi dengan adanya grup ini akan dapat mengurangi hambatan guru dalam berkomunikasi dengan orangtua/ wali siswa.
Selain itu, guru juga harus mampu membuat media atau alat pembelajaran atau video pembelajaran yang ditujukan tidak hanya bagi siswa-siswanya saja. Guru dapat membuat misalnya video pembelajaran untuk siswa sekaligus untuk orangtua/ wali.
Untuk apa? Ya, agar orangtua/ wali lebih memperhatikan belajar anaknya selama di rumah. Entah di masa pandemi maupun di masa normal.
Dengan adanya video pembelajaran tersebut, maka akan ada langkah orangtua dalam membimbing anak-anaknya. Hal tersebut dapat dilakukan oleh guru SLB maupun guru umum lainnya.Â
Misalnya, kami membuat sebuah video pembelajaran tentang pengenalan huruf braille awal bagi siswa TKLB. Karena tidak mungkin ada pembelajaran tatap muka, maka siswa di rumah masih dalam tahap menghafal huruf-huruf braille.
Karena anak tidak mungkin membaca sendiri atau belajar sendiri, maka kami buatkan video tersebut. Kenapa harus video pembelajaran? Kenapa tidak rekaman suara saja untuk anak tunanetra?
Tujuan kami, agar orangtua/ wali siswa dapat mengenal huruf braille juga. Istilah gampangnya, itu adalah sosialisasi kepada orangtua/ wali siswa. Karena tidak dipungkiri, orangtua atau wali tidak tahu huruf braille itu seperti apa, cara membacanya seperti apa. Dan seterusnya.