Siapa yang mengeluh anak-anaknya selalu bermain gadget atau handphone selama belajar dari rumah? Tentu saja ada. Bahkan banyak.
Apakah tidak ada ide agar anak tidak melulu bermain gadget atau handphone? Mari kita ingat-ingat, dahulu semasa kecil kita apakah pernah melakukan permainan yang mengasyikkan sehingga tidak jenuh?
Dahulu, kita lebih banyak bermain dengan permainan-permainan tradisional. Engklek, gobag sodor, jamuran, dan sebagainya.Â
Salah satu permainan yang dapat kita berikan kepada anak selama belajar dari rumah adalah bermain "engklek". Mari kita ingat-ingat bersama.
Permainan ini dapat dilakukan minimal oleh dua orang anak. Setiap anak bergantian dalam bermain "engklek".
Dahulu kala, untuk bermain engklek kita harus membuat "lapangan" engkleknya. Kita akan benar-benar belajar membuat garis-garis lurus sehingga terbentuklah "lapangan" engklek itu.
Mungkin hal sepele, tetapi itu melatih keterampilan motorik kita. Tanpa penggaris, kita dapat membuat garis-garis tersebut.
"Lapangan" ini dapat dibuat di atas tanah tak berumput. Dengan "cuthik", kita mulai membuat garis-garis "lapangan" engklek.
Selain itu, kita dapat membuat "lapangan" tersebut di atas lantai semen. Dengan kapur atau batu putih, kita dapat membuat "lapangan" engklek.
Untuk "gacuk" biasanya dulu memakai patahan "gendheng" atau genting rumah.Â
Permainan ini melatih ketangkasan dan kekuatan kaki kita. Selain itu juga melatih keseimbangan tubuh.