Mohon tunggu...
Zahrotun Sn
Zahrotun Sn Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Negeri Semarang jurusan PGSD

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembelajaran Seni Rupa di Sekolah Dasar

24 Oktober 2024   19:30 Diperbarui: 24 Oktober 2024   19:35 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Zahrotun Siti Nur Kholimah (Mahasiswa PGSD Universitas Negeri Semarang) dan Dr. Eka Titi Andaryani, S.Pd., M.Pd. (Dosen PGSD Universitas Negeri Semarang)

Pembelajaran seni rupa di SD pada fase A (kelas 1-2), fase B (kelas 3-4), dan fase C (kelas 5-6) memiliki pendekatan yang berbeda, disesuaikan dengan perkembangan kognitif, motorik, serta emosional siswa di tiap fase.

Pada fase A ( kelas 1 dan 2), pembelajaran seni rupa lebih menekankan pada pengembangan motorik halus dan ekspresi spontan. Anak-anak di fase ini cenderung menggambar secara intuitif tanpa banyak pertimbangan mengenai bentuk, proporsi, atau warna. Tujuannya adalah memberikan pengalaman dasar dalam menggunakan alat seni, seperti pensil, krayon, atau cat air, serta mengenalkan mereka pada warna, bentuk, dan tekstur.

1.Pendekatan: Eksplorasi bebas dan permainan.

2.Fokus: Motorik halus, pengenalan dasar warna, bentuk, dan media.

3.Ciri khas: Anak-anak menggambar apa yang mereka rasakan, belum memperhatikan aspek realistis atau logis dari sebuah objek.

Di fase B ( kelas 3 dan 4), anak-anak mulai memiliki kemampuan kognitif dan motorik yang lebih baik. Mereka mulai bisa menggambarkan objek dengan lebih terstruktur, mengenal konsep dasar perspektif dan proporsi, serta mulai memahami bahwa karya seni dapat memiliki makna. Siswa juga mulai belajar membuat proyek-proyek seni yang lebih terarah, seperti menggambar pemandangan, potret sederhana, atau membuat karya tiga dimensi.

1.Pendekatan: Proyek sederhana dengan arahan lebih jelas.

2.Fokus: Pengenalan komposisi, proporsi, dan bentuk yang lebih realistis.

3.Ciri khas: Anak-anak mulai mencoba mereplikasi dunia di sekitar mereka dalam karya seni, dengan lebih banyak kontrol terhadap media seni yang digunakan.

Pada fase C ( kelas 5 dan 6) ini, siswa mulai mampu mengembangkan gagasan kreatif yang lebih abstrak dan kompleks. Mereka tidak hanya membuat karya seni berdasarkan objek yang mereka lihat, tetapi juga mulai belajar mengungkapkan ide, emosi, atau konsep tertentu melalui seni rupa. Di sini, konsep seperti perspektif, tekstur, komposisi, dan warna mulai ditekankan. Siswa juga diajak untuk mengapresiasi dan mengkritisi karya seni, baik karya mereka sendiri maupun karya orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun