Di era modern saat ini, emansipasi wanita menjadi hal yang terus diperjuangkan. Emansipasi wanita bermakna di mana setiap wanita memiliki kesetaraan hak. Salah satunya adalah hak untuk menempuh pendidikan.Â
Artinya, batasan-batasan tentang pendidikan terhadap kaum wanita yang selama ini telah tumbuh di dalam masyarakat mulai diperjuangkan kebebasannya.
Tahun 1879 merupakan tahun di mana seorang pelopor emansipasi wanita dilahirkan. Beliau adalah R.A. Kartini. Kartini lahir sebagai seorang putri bangsawan.Â
Hal tersebut menjadi sebuah keuntungan di mana Kartini kecil dapat bersekolah di salah satu sekolah elite. Namun, lahir sebagai putri bangsawan tidak selamanya menguntungkan.Â
Kartini harus berhenti bersekolah karena ia adalah seorang perempuan di mana pada saat itu adat istiadat yang berlaku mengharuskan setiap wanita untuk "diam di rumah".Â
Meski putus sekolah, tak menyurutkan semangat Kartini untuk tetap belajar dan terus memperjuangkan kebebasan dalam pendidikan. Perjuangan Kartini tertuang dalam berbagai tulisan yang ia buat. Kartini ingin menunjukkan bahwa seorang perempuan juga dapat berprestasi.
Berabad-abad setelah perjuangan R.A. Kartini, emansipasi wanita mulai diperhatikan. Pendidikan yang dahulu hanya diprioritaskan untuk kaum lelaki saja, namun hari ini tidak berlaku lagi.Â
Gencarnya kampanye emansipasi wanita menjadikan mata-mata dunia terbuka dan seakan-akan berkata bahwa "wanita memiliki hak yang sama untuk menjadi insan berpendidikan".
Lalu mengapa menjadi wanita yang berpendidikan sangat penting? Setiap wanita dapat menjadi Ibu. Dan setiap Ibu akan menjadi guru bagi anak-anaknya.Â
Guru yang baik akan mencetak generasi unggul di masa depan. Dengan semakin banyaknya generasi unggul, sebuah peradaban baru yang lebih maju akan tumbuh.Â