Mohon tunggu...
Zahrotul Mafazah
Zahrotul Mafazah Mohon Tunggu... Guru - GURU SMA MUHAMMADIYAH 2 BOBOTSARI

Guru Bahasa Jawa SMA MUHAMMADIYAH 2 BOBOTSARI

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Media Kartu Aksi Tingkatkan Ketrampilan Membaca Aksara Jawa

10 November 2022   15:28 Diperbarui: 10 November 2022   15:48 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pembelajaran di sekolah era milenial sekarang ini membutuhkan kecakapan digital guru supaya kegiatan pembelajaran di kelas bisa membuat peserta didik tertarik dan antusias. Di era millenial sekarang ini dibutuhkan seorang guru yang cakap digital maupaun guru yang bisa menerapkan model pembelajaran yang bisa menarik perhatian peserta didik supaya materi yang disampaikan bisa diterima dan diserap dengan baik oleh peserta didik.

Pembelajaran dengan jumlah mata pelajaran yang sangat banyak seperti sekarang ini membutuhkan perhatian pendidik terlebih pada mata pelajaran bahasa jawa. Mata pelajaran bahasa jawa merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap peserta didik tidak penting untuk dipelajari. Banyak sekali anggapan peserta didik di jaman sekarang bahwa mempelajarai bahasa jawa itu dianggap kuno, tidak gaul, tidak penting bahkan salah satu mata pelajaran yang dianggap membosankan apalagi ketika di sekolah mempunyai guru bahasa jawa yang sudah tua sehingga penampilannya tidak menarik perhatian peserta didik, sebaliknya ketika di sekolah tertentu mempunyai guru bahasa jawa  masih  muda tetapi cara penyampaiannya yang membosankan, hanya menyampaikan materi yang monoton yaitu hanya di buku saja , hal tersebut bisa menjadikan faktor bahwa mata pelajaran bahasa jawa tidak menarik untuk dipelajari karena dirasa guru menyampaikan materi dengan cara yang jadul atau monoton.

Bahasa jawa di era millenial sekarang ini sangat membutuhkan perhatian di semua kalangan. Tidak hanya pada jenjang SD saja, terlebih pada jenjang SMA yang dominan peserta didiknya sudah dewasa, sudah bisa mengkritisi ketika ada salah satu mata pelajaran yang mereka anggap tidak disukai maupun membosankan, terlebih mata pelajaran bahasa jawa sering menjadi mata pelajaran yang ada di 2 jam terakhir di KBM di sekolah. Di sekolah peserta didik di jenjang SMA contohnya di SMA Muhammadiyah 2 Bobotsari di Kabupaten purbalingga mempunyai latar belakang peserta didik yang sangat beragam.

Faktor yang menyebabkan mata pelajaran bahasa jawa pada materi aksara jawa yaitu:Siswa belum menguasai penulisan aksara jawa, Siswa masih belum mengetahui huruf aksara jawa,Siswa kesulitan menghafal huruf aksara jawa dikarenakan aksara satu dengan yang lainnya dirasa mirip sehingga menjadikan siswa bingung dan kesulitan dalam menghafalkannya,Penggunaan huruf aksara jawa sebatas pada pembelajaran di sekolah saja belum diterapkan pada kehidupan sehari-hari. Hal itu menjadikan peserta didik menganggap aksara jawa tidak begitu penting untuk mereka pelajari.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa peserta didik, ada beberapa materi yang kurang diterima oleh peserta didik di SMA Muhammadiyah 2 Bobotsari, salah satunya yaitu materi aksara jawa. Kebanyakan peseta didik merasa kesulitan menghafal berbagai bentuk dan jenis aksara jawa dan kebanyakan siswa menganggap aksara jawa tidak penting untuk dipelajari. Sehingga penulis tertarik untuk mencari alternatif solusi meningkatkan ketrampilan membaca pada materi aksara jawa. Dengan metode pembelajaran tipe kooperatif Model pembelajaran Team Games Tournaments dengan bantuan Media Aksi (Amplop Kertas Soal Siswa) sebagai alat bantu siswa agar lebih mudah memahami aksara jawa dalam sebuah kalimat. 

Metode TGT adalah model pembelajaran yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan. Meningkatnya ketrampilan membaca aksara jawa dapat terlihat dan terbukti setelah peserta didik membaca aksara jawa ke aksara latin mengalami peningkatan yang signifikan yang semula hanya 30% (5 peserta didik) menjadi 80% (kurang lebih 25 peserta didik). Sehingga dapat ditarik kesimpulan, penerapan model pembelajaran Team Games Tournaments (TGT) berbantuan Media Aksi dapat meningkatkan ketrampilan membaca aksara jawa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun