Kali ini budaya "bantengan" juga digelar di kabupaten Kalipare pada tanggal 27 Desember 2024 yang menjadi bagian dalam acara "Kalipare Culture Festival". Â Mahasiswa KKM kelompok 125 turut menyaksikan budaya "bantengan" yang sudah menjadi tradisi masyarakat. Umumnya, bantengan adalah suatu budaya yang digelar oleh masyarakat saat acara khitanan, festival, dan pergantian kepala desa. Kata "mberot" sendiri merupakan kata yang digunakan untuk mendeskripsikan bantengan yang memiliki arti memberontak, marah, mengamuk dan lainnya. Hal ini mencerminkan hewan yang digunakan dalam budaya bantengan itu sendiri, yakni "sapi" yang akan memberontak ketika diikat dengan tali. Bantengan dan mberotnya, bukan hanya sekedar tradisi yang dilaksanakan secara rutin oleh masyarakat tetapi juga sebagai media untuk mengekspresikan emosional.
"Mberot" dimulai dengan ritual pembakaran dupa dan kemenyan. Kemudian, para penari mulai menari tarian bantengan yang diiringi dengan alunan tabuhan musik tradisional seperti gendang, gong, dan angklung. Namun, perubahan zaman juga berdampak pada budaya ini, yang beralih ke penggunaan alat seperti sound dan lain-lain. Hal ini sejalan dengan kesan ketua kelompok 125, Fitra Ananda, yang berpendapat bahwa budaya ini mulai kehilangan unsur aslinya karena tren masa kini.
Tradisi ini memberikan kesan tersendiri bagi mahasiswa kelompok 125, yang Sebagian anggotanya berasal dari luar Jawa. "seru banget! sebagai orang yang pertama kali menyaksikan mberot, menurut saya itu hal yang sangat unik dan rasanya seperti mendapatkan pengalaman baru" ujar salah satu anggota KKM 125, Silvi yang berasal dari Bekasi. "Menurut saya, kesenian ini menarik karna ada unsur mistis di dalamnya. Seru untuk dinikmati apalagi saat acara ini mencapai puncak klimaks ketika salah satu anggota mulai mberot/mengamuk" kesan salah satu mahasiswa, Nafis asal Medan. "Sebagai masyarakat Malang, saya sangat terkesan karna masih ada anak muda yang ikut berpartisipasi dalam melestarikan budaya ini" ujar Alif.
Dengan menyaksikan acara ini, mahasiswa KKM kelompok 125 diharapkan dapat menyerap nilai budaya dari tradisi tersebut dan mengenal lebih mendalam salah satu budaya yang viral di Malang Raya.
Writter: Zehro
Editor: Usluki Najiya, Ahsin Maulana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H