Tim KKN XII Unisnu Desa Krapyak telah mengubah sampah dapur menjadi Magot (Selasa, 02/02/2022).
Sampah dapur atau limbah dapur menjadi salah satu sampah organik yang sering menimbulkan bau yang tidak sedap. Selama ini sampah dapur atau limbah dapur masih di campur dengan sampah anorganik. Dan ada juga sebagai pakan ternak, Contohnya: Ayam, Lele. Di perkotan sampah dapur atau limbah dapur belum dikelola dengan dengan baik atau masih tercampur. Sampah dapur jika diolah maka akan memberikan manfaat ekonomi yaitu memberikan pemasukkan berupa cuan atau uang.
Tim KKN XII Unisnu Desa Krapyak telah mengubah sampah dapur menjadi Magot. Adapun cara pembuatannya dengan menggunakan 1 liter air, 3 kg dedak, 2 botol Yakult, air cucian beras, royko, dan sampah dapur seperti sayur, buah-buahan, sisa makanan dan lain sebagainya.
Nasirin selaku Anggota Dinas Lingkungan Hidup menjelaskan dengan sekali pembuatan magot sudah dapat berkembang biak dan menghasilkan keuntungan yang lebih besar.
Zahro Tim KKN XII UNISNU desa Krapyak “Pembuatan magot ini sangat mudah sehingga dapat ditiru dan bahan yang digunakan gampang ditemui dan murah. Dengan sekali percobaan pembuatan magot ini sudah berhasil serta menghasilkan ratusan mungkin ribuan magot.” Ujarnya
Ratih Tim KKN XII UNISNU Desa Krapyak mengungkapkan sampah dapur yang dimanfaatkan menjadi magot sangat membantu ekonomi serta mengurangi penumpukan sampah.
Nisa Tim KKN XII UNISNU Desa Krapyak “hasil panen magot meraup harga yang cukup fantastis hal ini dapat menjadi ladang usaha dengan modal yang sedikit. Setelah mencoba dan mengetahui hasil dari magot ini saya sangat termotivasi membuat ternak magot.”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H