Jakarta Selatan - Bandung, kota yang kita kenal dengan sebutan “Paris van Java,” memiliki sejarah yang panjang dalam perjalanannya menuju kota modern. Kota ini tidak serta-merta menjadi seperti sekarang, memiliki proses panjang, bangunan demi bangunan yang memberi identitas. Salah satu peran penting dalam proses tersebut adalah Schoemakers Bersaudara, Richard L.A. Schoemaker dan Charles Prosper Wolff Schoemaker. Mereka adalah sosok yang mengubah wajah Bandung dengan karya arsitektur khas yang memberikan karakter pada kota ini.
Engel Tanzi, penyelenggara pameran “Bandoeng and Schoemakers,” berbagi cerita mengenai kontribusi besar Schoemakers Bersaudara dalam pembangunan Bandung. Pameran ini sendiri diadakan di dua tempat, yaitu Dia.lo.gue Kemang dan Kopi Manyar Bintaro, sebagai ruang untuk mengenang dan memahami lebih dalam jejak karya mereka. “Jika kamu ke Bandung dan berjalan di sepanjang jalan Asia Afrika, Braga, hingga Jalan Aceh, kamu akan melihat gedung karya mereka. Mereka membangun simbol-simbol kota yang strategis dan menggambarkan Bandung sebagai kota modern di masanya,” jelas Engel.
Schoemakers Bersaudara adalah arsitek yang datang ke Hindia Belanda dengan misi menciptakan ruang kota yang khas. Engel menjelaskan bahwa kehadiran arsitek Belanda seperti mereka adalah salah satu tanda Bandung mulai berkembang menjadi kota modern. “Gedung Merdeka di Asia Afrika yang kini menjadi simbol pertemuan negara-negara Asia dan Afrika, dulunya adalah tempat dansa orang Belanda. Di sana kita bisa melihat bagaimana Bandung berkembang dari kampung menjadi kota,” tambah Engel.
Bangunan-bangunan ikonik lain yang mereka bangun, seperti Gereja Sint Petrus dan Villa Isola, menjadi bukti betapa besarnya peran mereka dalam membentuk
Bandung. Villa Isola, yang kini menjadi bagian dari Universitas Pendidikan Indonesia, menampilkan sisi flamboyan Wolff Schoemaker, yang tidak hanya seorang arsitek tetapi juga pelukis, pematung, dan fotografer.
Namun, pembangunan Bandung bukan hanya hasil kerja para arsitek. Engel menjelaskan bahwa pembangunan kota ini didukung oleh dana dari pengusaha Belanda, yang menghasilkan kekayaan dari pengusaha gula, teh, kopi, dan kina. “Yang membangun kota Bandung sebenarnya bukan pemerintah pusat Batavia, melainkan para pengusaha Belanda,” ujar Engel.
Melalui pameran yang terbagi di dua tempat, Dia.lo.gue Kemang dan Kopi Manyar Bintaro yang berlangsung mulai tanggal 30 Oktober hingga 10 Desember 2024 ini, Engel berharap pengunjung dapat memahami peran penting Schoemakers Bersaudara dalam perjalanan Kota Bandung menjadi modern. Kehadiran mereka tak hanya mewujudkan bangunan, tapi juga membawa visi kota yang modern, yang kita nikmati hingga hari ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H