Mohon tunggu...
Eva B Zumrudah
Eva B Zumrudah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kerja Sama Tim dalam Pelayanan Kesehatan

30 Desember 2015   06:38 Diperbarui: 30 Desember 2015   07:50 765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Setiap komponen bangsa mempunyai peran dalam upaya kesehatan meskipun isu strategis dan politis saat inti ada dalam pelayanan kedokteran. Kesehatan dan pengobatan menjadi dagangan propaganda politis yang harus dapat dipertanggungjawabkan karena sesungguhnya kesehatan merupakan hak asasi. Tantangan dan tanggung jawab pelayanan kesehatan di puskesmas sebagai amanat Permenkes 75 tahun 2014 tentang Puskesmas ialah melakukan upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perseorangan (UKP) dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

UKM dan UKP jangan dipandang sebagai kegiatan yang dikotomis baik dari sisi program maupun pendanaan. Pengelolaan penyakit dengan pendekatan integratif dari perjalanan penyakit oleh sumber penyakit, media perantaraan, sikap perilaku dan hubungan antar manusia, adanya kejadian penyakit, dan peran suprasistem dalam konsep manajemen penyakit berbasis wilayah perlu dipahami oleh semua pihak.

Kepiawaian seorang pemimpin memang sangat diperlukan untuk membangun kerja sama tim dalam pelayanan. Jiwa kepemimpinan perlu dipupuk begitu pula keterampilan personal dalam cara pikir, penguasaan spesialisasi teknis profesional, cara berkomunikasi yang efektif, dan kecakapan mengelola konflik perlu dikembangkan oleh setiap unsur sumber daya manusia kesehatan. Rasa gumedhe, jumawa, merasa paling penting atau egoisme sektoral profesi perlu ditekan; sebaliknya sikap saling terbuka, komunikasi yang konstruktif, sikap saling menghargai dan keadilan perlu ditonjolkan.

Sumber daya manusia kesehatan baik tenaga medis, tenaga kesehatan maupun tenaga nonkesehatan harus menjalankan fungsinya masing-masing di dalam rangkaian mata rantai pelayanan kesehatan dengan sebaik-baiknya. Pelayanan kesehatan yang prima dengan indikator yang terukur mesti dikomunikasikan dan dimengerti oleh seluruh lini pelayanan kesehatan.

Pembuat kebijakan dan unsur politis menjadi simpul kritis lainnya apakah jeli dan mengakomodasi berbagai determinan untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat. Ada pun kerja sama tim dan inovasi dapat tumbuh dengan baik di area pelayanan kesehatan apabila: iklim kerja yang terbuka, adanya dorongan partisipasi masing-masing pihak, informasi dan fakta siap tersedia, bersikap positif dalam mengelola perubahan (termasuk di era pelaksanaan jaminan kesehatan nasional), adanya pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia, peraturan yang minimum (tentu dengan kebijakan dan pedoman), tumbuhnya komunikasi internal yang baik (secara lisan daripada bahasa tulis), sikap saling menghormati, pimpinan yang bermotivasi tinggi, dan kerja sama tim lintas program lintas sektor.

Beruntungnya, untuk meningkatkan akses pelayanan kesehatan, saat ini Kementerian Kesehatan mengembangkan program penempatan tenaga kesehatan yang berbasis tim terutama di daerah terpencil. Program Nusantara Sehat merupakan sebuah upaya peningkatan pelayanan kesehatan mencakup preventif, promotif, dan kuratif dengan melibatkan lima sampai sembilan tenaga kesehatan (dokter, dokter gigi, perawat, bidan, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan, ahli laboratorium medik, tenaga gizi, dan tenaga kefarmasian) yang akan ditempatkan di pelosok nusantara.

Tujuan dari program Nusantara sehat ini selain untuk  meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan dasar di Daerah Terpencil Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) dan Daerah Bermasalah Kesehatan (DBK) juga mempunyai  tujuan menjaga keberlangsungan pelayanan kesehatan, menggerakan pemberdayaan masyarakat serta dapat memberikan pelayanan kesehatan yang terintegrasi serta meningkatkan retensi tenaga kesehatan yang bertugas di DTPK dalam basis di tingkat puskesmas. Target sasaran program ini sebanyak 120 puskesmas di 44 kabupaten DTPK dan DBK.

Maka peminat program ini akan diseleksi untuk mendapatkan SDM Kesehatan tenaga kesehatan yang memperlihatkan kemampuan sosialisasi dan berkomunikasi yang baik, memperlihatkan inisiatif dan pengambilan keputusan yang baik, serta berkomitmen terhadap tanggung jawab dalam melaksanakan tugas. Selanjutnya, peserta program Nusantara Sehat dibekali materi bela negara, keahlian medis dan non-medis, dan diberikan pemahaman terhadap budaya-budaya lokal. Bekal ini dimaksudkan agar peserta dapat berinteraksi dengan petugas kesehatan setempat dan masyarakat sekitar di daerah penempatan. 

Banyak harapan tersemat dalam program Nusantara Sehat. Semoga kesinambungan program tetap terus terjaga. Salam kompak untuk Indonesia sehat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun