Mohon tunggu...
Zahra Zahraa
Zahra Zahraa Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Melepas Misteri di Balik Kecemasan Remaja, Mengatasi Kekhawatiran yang Menghantui Generasi Muda

24 Juni 2024   13:15 Diperbarui: 24 Juni 2024   13:26 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: freepik.com

Kecemasan adalah gangguan alam perasaan yang ditandai dengan kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan (Hawari, 2002)

Ketika kita membicarakan masa remaja, sering kali kita membayangkan keceriaan, kebebasan, dan perasaan tanpa beban. Namun, di balik senyum dan keceriaan itu, terkadang muncul kegelisahan yang menghantui pikiran remaja. Anxiety remaja, yang sering kali diabaikan atau dianggap sebagai sesuatu yang wajar, sebenarnya adalah masalah serius yang memengaruhi kesehatan mental mereka. Kegelisahan remaja adalah pengalaman yang umum, tetapi itu bukan berarti tidak berbahaya. Remaja mungkin menghadapi tekanan dari berbagai arah, misalnya tekanan akademik, sosial, keluarga, bahkan internal. Mereka mungkin merasa tertekan oleh tuntutan untuk berhasil di sekolah, mencapai standar tertentu dalam pergaulan, atau memahami identitas mereka sendiri.

Kecemasan pada remaja menjadi isu yang semakin diperhatikan dalam masyarakat modern. Era modern adalah era di mana tekanan akademik, sosial media, dan perubahan hormon dapat menjadi pemicu kekhawatiran yang berlebihan. Kecemasan adalah respons alami terhadap stres atau ketidakpastian, tetapi ketika hal itu berubah menjadi sesuatu yang mengganggu kehidupan sehari-hari, itu bisa menjadi masalah serius. Remaja sering kali mengalami kecemasan dalam berbagai bentuk, mulai dari kekhawatiran tentang penampilan fisik hingga tekanan sosial di sekolah atau di lingkungan mereka.

Tekanan yang diberikan oleh lingkungan bisa menjadi beban yang sangat besar bagi mereka yang belum memiliki keterampilan atau dukungan untuk mengelolanya. Perkembangan otak yang masih terjadi pada masa remaja membuatnya rentan terhadap gejolak emosi dan stres. Inilah yang sering kali menghasilkan peningkatan kecemasan pada kawula muda. Kecemasan tidak hanya memengaruhi kesejahteraan mental remaja, tetapi juga dapat berdampak negatif pada kehidupan sehari-hari mereka. Remaja yang mengalami kecemasan mungkin mengalami kesulitan berkonsentrasi di sekolah, memiliki masalah tidur, menghindari interaksi sosial, atau menggunakan cara-cara yang tidak sehat untuk mengatasi kecemasan mereka, seperti penyalahgunaan zat. Lebih dari itu, kecemasan remaja juga dapat meningkatkan risiko depresi, gangguan makan, dan pikiran untuk melakukan bunuh diri.

Di berbagai negara, angka prevalensi kecemasan remaja telah dilaporkan berkisar antara 10% hingga lebih dari 30%. Berdasarkan catatan WHO pada tahun 2019, hampir satu miliar penduduk dunia mengalami gangguan kesehatan mental. Pada tahun 2021, Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia melakukan penelitian mengenai kesehatan mental. Penelitian tersebut menemukan bahwa remaja dan dewasa muda yang mengalami kecemasan (anxiety) hampir 96 persen dan 88 persen diantaranya mengalami gejala depresi, serta memasuki periode kritis kesehatan mental. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS), survei kesehatan mental nasional pertama yang mengukur jumlah kasus gangguan mental pada remaja Indonesia, per Oktober 2022 menunjukkan bahwa 83,9 persen remaja Indonesia mengalami kecemasan sosial. Jurnal National Institute Mental Health di Amerika juga melaporkan bahwa remaja dengan rentang usia 13 hingga 18 tahun yang mengalami kecemasan sosial sebanyak 8 persen.

Bagaimana kita bisa membantu remaja menghadapi kegelisahan mereka? 


Salah satu langkah penting dalam mengatasi kecemasan pada remaja adalah meningkatkan kesadaran akan gejala dan penanganannya. Pertama-tama, penting bagi kita untuk mendengarkan mereka dengan empati. Remaja perlu merasa didengar dan didukung. Selanjutnya, kita perlu menyediakan sumber daya yang tepat, mulai dari layanan konseling hingga terapi profesional, sesuai dengan kebutuhan mereka. Selain itu, edukasi tentang kesehatan mental juga penting. Remaja perlu memahami bahwa kecemasan bukanlah sesuatu yang harus disembunyikan atau ditanggung sendiri. Ada banyak cara untuk mengatasi kecemasan, mulai dari teknik relaksasi hingga olahraga dan meditasi.

Namun, penting untuk diketahui bahwa setiap individu memiliki pengalaman kecemasan yang berbeda. Setiap individu mengalami gejala kecemasan sosial yang berbeda pula. Gejala tersebut dapat dikategorikan menjadi gejala psikis, fisik, dan kognitif. Pendekatan yang efektif untuk mengatasi kecemasan pada remaja juga dapat bervariasi. Hal yang terpenting adalah memberikan dukungan yang diperlukan dan menunjukkan bahwa mereka tidak sendirian dalam perjuangan mereka melawan kecemasan.

Kegelisahan remaja adalah tantangan serius yang memengaruhi kesejahteraan mental generasi muda kita. Meskipun sering diabaikan atau dianggap wajar, kegelisahan remaja dapat berdampak negatif secara signifikan pada kehidupan sehari-hari mereka, termasuk kesulitan dalam berkonsentrasi, masalah tidur, bahkan peningkatan risiko depresi, serta perilaku berbahaya. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang masalah ini, serta dukungan yang memadai dari keluarga, sekolah, dan masyarakat secara keseluruhan, kita dapat membantu remaja mengatasi kecemasan dan mewujudkan masa remaja yang lebih sehat dan bahagia bagi mereka. Mari bersama-sama menghapus stigma dan menyediakan lingkungan yang mendukung untuk generasi yang akan datang.

Referensi

Damayanti, R., Hamid, H., & Ismail, I. (2023). PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN SOSIAL PADA REMAJA PEREMPUAN DI KOTA MAKASSAR DITINJAU DARI LOCUS OF CONTROL. Journal of Correctional Issues, 6(2), 286–296.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun