Mohon tunggu...
zahratun nadhira
zahratun nadhira Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - -

menulis adalah ikatan ilmu yang kokoh

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membekali Anak Menghadapi Tantangan Hidup di Era Digital 4.0 dengan Life Skills

9 April 2021   10:35 Diperbarui: 9 April 2021   10:35 568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Revolusi industri 4.0 menjadikan tren otomasi dan pertukaran data terkini sebagai fenomena global .melihat era terkini pemerintah telah melakukan banyak kebijakan.ada 3 skills atau kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh setiap manusia, agar dimasa depan adanya generasi yang mampu menghadapi Revolusi Industri 4.0 ini. Ke 3 kemampuan atau skills yang mesti dikembangkan yaitu, pertama life skills yang bisa membekali dirinya dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sosialnya. Kedua Learning and innovation skills yang membekaliuntuk

Pendidikan masa kini dengan pendidikan yang lalu memang berbeda, pendidikan di era modern ini memang sudah banyak di permudah oleh alat-alat yang mampu menunjang sistem pendidikan. Tetapi tak bisa dipungkiri bahwa pendidikan diera sekarang ini masih jauh dari kata cukup, mengapa?

            Karena berbicara masalah pendidikan,tidak pernah ada habis-habisnya dan tak terbatas oleh ruang dan waktu selama masih ada usaha untuk meraihnya. Hidup adalah pendidikan,dan pendidikan adalah hidup (life is education,and education is life). Maksudnya pendidikan adalah segala pengalaman hidup (belajar) dalam berbagai lingkungan yang berlangsung sepanjang hayat dan berpengaruh positif bagi pertumbuhan dan perkembangan individu. Sedangkan pada kenyataannya yaitu pengajaran formal yang hanya berpedoman pada akademik. Pendidikan tidak hanya sebatas ruang sekolah,pendidikan tidak hanya sebatas lembaran-lembaran buku dan rentetan peraturan sekolah. Pendidikan sama dengan belajar, belajar itu dimana saja,kapan saja,dan oleh siapa saja. Namun pada umumnya masyarakat hanya mengartikan pendidikan adalah sebuah pendidikan formal yang berjenjang dari pendidikan Tk-SMA bahkan Sarjana. Berbicara hal ini terasa sangat sempit jika hanya mengartikan pendidikan hanya sebatas pendidikan formal.

            Masyarakat indonesia banyak sekali yang bergantung pada pendidikan formal saja. Bahkan beranggapan hanya pendidikan formal saja yang dapat mencerdaskan dan mendidik  anak-anak indonesia menjadi anak yang cerdas dan sukses dikemudian hari. Padahal argumen itu tidak benar,pendidikan menurut UU No 20 menjadi 3 jalur yaitu pendidikan formal,informal dan non formal. Tentunya ketiga pendidikan itu sama pentingnya untuk menunjang pendidikan bagi bangsa indonesia. Masyarakat saat ini hanya berfokus pada nilai akhir dari sebuah rapot padahal itu hanya sebatas angka, kemarahan orang tua terhadap anak yang berrengking rendah akan menambah penurunan minat belajar anak, yang perlu disadari adalah ubah mainset kita buka pikiran kita untuk mencari peluang-peluang besar yang anak kita miliki sehingga anak akan menjadi anak yang bahagia dengan potensi yang dimilikinya. masyarakat tidak seharusnya risau anak nya tidak berhasil dibidang akademik karena masih banyak potensi-potensi lain yang anak-anak kita ahli dibidangnya.

Sebagai masyarakat yang berperan sebagai pendidik baik dirumah atau disekolah perlu mengenal bahkan memahami tentang kecerdasan majemuk. Karna setiap anak memiliki kecerdasannya sendiri dan keunikan tersendiri dalam mengungkapkan apa yang mereka ketahui . bahkan pada anak yang penderita idiot ataupun autis memiliki kecerdasan,kelebihan dan perkembangannya sendiri. Jadi tidak bisa menyamakan kecerdasan setiap anak, walau pun terlahir dengan orang tua yang sama tetapi anak memiliki potensi dan kecerdasannya sendiri. Menurut Howard Gardner dalam bukunya yang berjudul Frames of mind: teori multiple intelegences tahun 1983 berpendapat bahwa ada 9 kecerdasan yaitu : kecerdasan linguistik, kecerdasan logis-matematis, kecerdasan visual, kecerdasan musikal, kecerdasan kinestetik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan naturalis, kecerdasan sepiritual.

Kesembilan kecerdasan ini perlu distimulus secara maksimal sejak usia dini agar bermanfaat bagi setiap anak. ketika kecerdasan yang di stimulus sesuai dengan potensi anak maka anak akan mudah untuk menjadi ahli dibidangnya dan lebih berpeluang untuk sukses. Lihatlah dan carilah hal positif dalam diri anak maka tidak akan menemukan hal negatif didalamnya. Apa yang dilihat dan dicari maka yang ditemukan adalah hal yang dilihat dan dicari.

            Selain kecerdasan,dibutuhkan juga keterampilan hidup (life skill) sebagai modal anak sejak dini untuk masa depan yang lebih baik. Kecerdasan saja tidak cukup untuk menjadikan anak sukses atau tidaknya dimasa mendatang. anak usia dini dikatakan masa emas (golden age), yaitu 80% kapasitas perkembangan dicapai pada usia dini, sedangkan selebihnya 20% diperoleh setelah usia delapan tahun. melihat masa keemasan ini anak memiliki kesempatan besar untuk distimulus secara baik. Seberapa sering orang tua merasa kerepotan karna setiap yang dilakukan anak bergantung pada orang tuanya, yang seharusnya diusianya anak sudah melakukan nya sendiri. Nah, maka dari itu perlu orang tua mengajarkan anak berbagai life skill atau kecakapan hidup dari sedini mungkin yang menjadi bekal disepanjang hidupnya. " bisa karna biasa" bayangkan saja jika anak tidak dibekali dengan life skill yang mana anak tidak sepenuhnya dipantau oleh pandangan mata orang tua, pastinya anak akan kesekolah,bermain dengan temannya dan lainnya, setidaknya anak tidak terkaget-kaget melihat kehidupan nyata tanpa didampingi oleh orang tua.

            Orang tua tidak seharusnya memanjakan anak dengan memperlakukan anak sebagai raja,apa yang anak ingin dituruti, melakukan hal-hal kecil orang tua bantu seperti : membereskan mainan,mengancing baju,memakai sepatu, dan lainnya. Kecakapan hidup yang seperti itulah yang seharusnya kita ajari dan biasakan kepada anak. Untuk menjadi pribadi yang mandiri,sangat dibutuhkan sebuah proses usaha yang dimulai dari melakukan tugas-tugas yang sederhana sampai akhirnya mampu menguasai keterampilan-keterampilan yang lebih kompleks atau kebih menantang. Awalnya memang sangat sulit untuk membiasakan anak mampu untuk melakukannya sendiri dengan berjalannya waktu dan proses yang dilaluinya akan terbiasa, karena hal-hal seperti diatas sangat mudah dan menjadi hal biasa bagi orang dewasa, tetapi tidak untuk anak usia dini dimana menjadi hal baru bagi anak, makanya butuh kesabaran dalam mengajarkan kecakapan hidup (life skill) dalam kehidupan anak. orang tua berjuang demi anak demi menghadapi kehidupan dikemudian hari.

Lagi pula, memberi kesempatan kepada anak untuk melakukan hal-hal kecil akan menambahkan rasa percaya diri kepada anak,membentuk citra diri untuk menumbuhkan hal positif dalam jangka panjang. Yakinlah dibalik tangan-tangan imutnya dan ditambah dukungan dari orang tua anak mampu mengurus dirinya sendiri. Cepat atau lambat anak anak akan terbiasa melakukan nya sendiri. Apa aja tuh yang harus diajarkan pada anak? ada 7 life skill yang bisa orang tua ajarkan kepada anaknya yang duduk dibangku prasekolah.

  • Sopan santun ~Sopan santun adalah modal utama anak saat dia sudah tumbuh menjadi orang dewasa dan berinteraksi dengan orang lain. Sudah jelas bahwa orang tua lah yang menjadi contoh nyata bagi anak. karena anak adalah peniru ulang, ia akan melihat prilaku yang dilakukan orang tuanya. Dengan bisa mencontohkan atau membiasakan anak untuk mengatakan maaf,terimakasih dan tolong. Tiga kata ini sangat ajaib jika digunakan.
  • Berpakaian ~ Melepas pakaian dan menaruhnya di tempat pakaian kotor seharusnya sudah bisa anak lakukan sendiri diusia prasekolah.begitu juga dengan memilih pakaian,memakai pakaian sendiri,hingga menyisir rambut. Memang pada awalnya perlu pendampingan ekstra karna itu bukan lah hal yang biasa bagi anak dan orang tua tidak segera membantu anak agar anak terbiasa ketika ia tengah berusaha.
  • Cuci tangan ~Cuci tangan sebelum dan sesudah makan bagian dari prilaku hidup bersih yang perlu dibiasakan sedini mungkin dan memahamkan anak pentingnya hidup bersih
  • Menyimpan barang ditempatnya~ Membiasakan anak selalu menyimpan barang kembali di tempatnya sama seperti meminta anak belajar membereskan barang-barang pribadinya.
  • Mengenal uang~Orang tua sudah bisa mengenalkan uang pada anak lewat bentuk,warna,nominal angka yang tertera. Sebagai langkah awal membantunya memahami konsep penggunaan uang.
  • Mengerjakan tugas rumah tangga~ Membiasakan anak dengan tugas rumah tangga bukan hal meringankan tugas orang tua,tetapi menjadi bekal penting dimasa depannya kelak. Bahkan anak yang diajarkan tugas rumah tangga dengan sedini mungkin membuat anak belajar bertanggug jawab pada dirinya sendiri, dimulai dengan hal-hal kecil dengan melap meja selesai makan,mengutip makanan yang tumbah dan lainnya.
  • Merencanakan sesuatu~ Anak usia dini sudah bisa diajak diskusi merencanakan sesuatu,ingat ya para orang tua melihat usia anak dan sesuai dengan perkembangan anak agar anak lebih sesuai stimulusnya seperti rencana-rencana kecil seperti mau main apa hari ini? Atau ketika orang tua mau pergi libatkan anak untuk menanyakan mau melakukan hal apa disana? Atau mau makn apa? Dan hal-hal lainnya.                                                             Dari 7 hal diatas, gimana ayah bunda mudahkan menerapkan nya. Bisa dicoba dan diterapkan dikeluarga ayah bunda ya.satu hal yang ayah bunda perlu ingat,ayah bunda tidak akan sepenuhnya 24 jam bersama anak dimana anak akan pergi kesekolah tanpa selalu didampingi orang tua atau saat ia bermain dirumah temennya. Jadi mengajari anak life skills adalah bekal terbaik yang bisa orang tua berikan pada anak agar ia tumbuh dan berkembang sebagai anak yang mandiri,bertanggung jawab,dan disiplin. Di era digital 4.0 ini semua mengandalkan mesin dan lagi-lagi mesin menjadi acuannya tetapi kita perlu sadari bahwa tidak semua bisa dilakukan oleh mesin kita juga harus memiliki life skills yang pekerjaan-pekerjaannya tak bisa digantikan oleh mesin.
  •  
  • Nama : zahratun nadhira, KPM DR-MEDSOS2021
  • MAHASISWI IAIN LANGSA
  • Fakultas : tarbiyah dan ilmu keguruan
  • Prodi : PIAUD (pendidikan islam anak usia dini)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun