Baik perguruan tinggi umum maupun perguruan tinggi agama islam harus mampu mengikis dikotomi dalam pengajaran ekonomi islam, harus menciptakan kurikulum standar yang mencakup penguasaan, pengetahuan, dan kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh setiap lulusan. Setelah penguasaan, pengetahuan, dan kompetensi dasar tersebut, pengembangan kurikulum selanjutnya diserahkan kepada setiap perguruan tinggi sesuai cirri khas yang ingin ditonjolkan oleh perguruan tinggi tersebut.
Dengan kurikulum standar yang mencakup penguasaan, pengetahuan, dan kompetensi dasar yang sama, setiap lulusan ekonomi islam dari perguruan tinggi manapun akan memiliki keahlian yang sama. Selanjutnya, setiap lulusan dari setiap perguruan tinggi akan memiliki kompetensi berbeda sesuai dengan cirri khas dari setiap perguruan tinggi, misalkan lulusan PTAI lebih kuat pada aspek fiqh, sementara lulusan PTU lebih kuat pada aspek ekonomi.
Peluang pasar yang cukup luas
Kuantitas penduduk ini bisa dijadikan sebagai lahan yang prospektif untuk dijadikan sebagai objek pengembanagan bank syariah sekaligus pangsa pasar. Kapasitas penduduk muslim bukan hanya menjada objek pasar, melainkan juga sebagai objek islamisasi ekonomi. Dengan demikian, semakin banyak masyarakat yang sadar tentang ekonomi islam, semakin banyak pula penduduk yang menjadi nasabah bank syariah. Jumlah penduduk muslim yang mayoritas di Indonesia merupakan peluang pasar yang cukup luas dan potensial bagi pengembangan industry keuangan syariah di Indonesia. Apabila mampu memiliki strategi yang efektif, bank syariah akan mampu meningkatkan pertumbuhan bank syariah di Indonesia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI