Bismillahirrahmanirrahim
Alquran Adalah Kitab Suci Umat Islam Yang Mulia yang berisi petunjuk hidup yang akan terjaga hingga akhir zaman. KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau akrab disapa Gus Baha menyampaikan tentang adab dalam memegang Alquranul Karim. "Al Quran adalah kitab Suci sehingga adat guru guru kita begitu juga sanad yang kita anut apabila memegang mushaf harus berwudhu berdasarkan Ayat Alquran Surat Al Waqiah ayat 79 yaitu la yamasuhu illal muthoharun," Tutur Gus Baha. Â
Berdasarkan ketentuan dalam Alquran tersebut maka kita lakukan saja. Apa susahnya bila berwudhu. Kl tidak wudhu ya tidak perlu memegang mushaf karena harus suci dari hadast. 'La Yamasuhu illal muthoharun' yang merupakan cerita lauhul mahfudz terkait cerita hanya malaikat yang boleh menyentuhnya itu hingga kini masih menjadi perdebatan. Pendapat itu mungkin, tapi yang jelas Allah mengatakan 'tanzil' artinya produk ini sudah diturunkan dari Allah. Sedangkan yang di lauhul mahfudz belum 'tanzil' atau diturunkan. Imam suyuthi mengikuti itu karena Alquran yang dimaksud adalah mushaf yang sudah tanzil.
Gus Baha yang juga merupakan Pengasuh Lembaga Alqur'an LP3IA Narukan Rembang mengatakan meskipun wudhu tidak wajib sebelum memegang mushaf tetapi potensi yang benar adalah wudhu. Hal yang merupakan barang aman kok digugat, meski wudhu ga wajib itu hal yang baik. Sedangkan Alquran yang di lauhul mahfuz jika hanya malaikat yg boleh memegang maka di bumi seharusnya diperlakukan sama. Bahwa memegangnya harus bersuci. Laa yamasuhu illal muthoharun atau yang diartikan 'Tidak menyentuhnya kecuali orang yang suci', Suci di sini maksudnya adalah suci dari hadast . Hadast yang dimaksud adalah hadast besar yang dibersihkan dengan mandi wajib dan hadast kecil yang dibersihkan dengan berwudhu.
Pada kesempatan lain dalam ceramah Gus Baha pada video Youtube Channel Official LP3IA yang berjudul (LIVE) Tafsir Jalalain Surat Al-Hadid Ayat 19 - 29 || Rabu , 30 Agustus 2023 (Audio Only), pada menit ke 1:03:00, Gus Baha menyampaikan bahwa yang dimaksud dengan mensucikan diri dengan wudhu dapat diartikan secara luas. Bahwa ada Thoharoh minimal yaitu membersihkan atau mensucikan fisik namun ada thoharoh batin ada thoharotul qolbu atau thoharoh manawiyah (Ada definisi mensucikan hati atau mensucikan secara maknawi atau batin). Beliau mencontohkan bahwa ghibah layaknya seperti memakan bangkai. Maka perilaku batin dalam hal ini ternyata bisa dianggap najis (karena bangkai itu najis).  Betapa indahnya kalau wudhu juga termasuk membersihkan batin. Seperti Para Hafidz Qur’an yang menghindari mencari materi dari amanah yang diberikan pada mereka untuk menjaga Alqur’an.
Mohon maaf apabila ada kesalahan penulisan. Semoga Allah memberkahi dan melindungi Guru Guru kita. Aamiin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H