Maka dari itu, momentum itu yang tidak akan terulang. Sehingga akhirnya Firaun itu kalah. Allah menyamarkan lima hal pada lima hal. Contoh pertama Allah menyamarkan ridhonya pada hal sepele. Menyamarkan azabnya pada hal sepele. Maka sebelum dan sesudah tidur bacalah rodhitubillahi robba. Sehingga tidak ada momentum dimana kita dianggap menggugat qada dan qadarnya Allah.
Ini yang penting maka jika senang maka senanglah dengan sebenarnya dengan didasari ilmu. Sebab ciri utama wali itu tidak ada rasa takut dan tidak pernah sedih. Gembira di dunia dan di akhirat. Maka saya tidak sependapat dengan gerakan yang menyuruh orang untuk ingat dosanya saja. Ingat kesalahannya saja. Tapi ya tidak jelek, karena ingat kesalahan juga bagus. Tapi kalau kesalahan kita banyak kebaikan kita juga banyak. Maksudnya masih banyak nikmat Allah. Misalkan kamu punya banyak kesalahan lalu bertaubat. Ya Allah aku bersalah tapi aku kau beri hidayah untuk bertaubat betapa baiknya Engkau ya Allah. Sudah jelas tercela kok diberi hidayah.
Sekarang lihat orang kafir, sekali dia masuk Islam maka semua kesalahannya dihapus. Kembali suci tak berdosa seperti bayi yang baru dilahirkan Ibunya. Sama juga seperti orang Islam yang bertaubat. Kembali suci seperti bayi yang baru dilahirkan Ibunya. Jadi semuanya baik baik saja. Kita akan baik baik saja. Tapi kalau mengulangi kesalahan lagi, maka kata Allah bagaimana ini bayi kok banyak tingkah. Jangan terus berzina lagi, atau maling lagi ini kan aneh, bayi kok jadi koruptor. Jadi seharusnya tingkah lakumu itu seperti anak kecil, tidak kebanyakan tingkah (perilaku buruk).
Harap diingat bahwa bagaimana caranya Allah menyaksikan hati kita senang, ridho dengan qada dan qadarnya Allah. Caranya dengan mengingat ingat sisi nikmatNya Allah Swt. Kamu jika ingin beruntung maka ingatlah sisi sisi nikmatNya Allah Swt. Misalkan kamu punya anak nakal. Maka kamu mengingat setidaknya itu menjadikanmu tawadhu. Sebab misalkan kamu sebagai Kyai punya anak nakal setidaknya menghilangkan sifat sombong. Memang itu cobaan tapi ada nikmat paling tidak menghilangkan ujub (sombong). Kamu tidak merasa suci dan sombong. Jadi itu semua dijadikan pelajaran jangan sampai ada momentum kita menentang qada dan qadarnya Allah
Dicatat dan disarikan dari ceramah KH. Ahmad Bahauddin Nursalim Alhafidz (Gus Baha) dalam kanal video Youtube 'Santri gayeng', yang berjudul "Gus Baha: Jadi Ahli Surga dengan Ridho"
Mohon maaf jika ada kesalahan penulisan, semoga Allah merahmati, melindungi dan meridhoi Guru Guru kita dan kita semua, aamiin yaa Allah.
Wallahu A'lam Bisshowab
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H