Mohon tunggu...
Ceramah Gus Baha
Ceramah Gus Baha Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Bismillah. Alhamdulillah. Kemanapun aku terjatuh aku terjatuh pada rahmatMu yaa Allah, Kemanapun aku meraih aku meraih pada rahmatMu yaa Allah

Allahumma sholi ala sayyidina Muhammad wa a'la aali sayyidina Muhammad

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

L687: Ingatlah Kasih Ibu dan Ayah

22 November 2020   18:05 Diperbarui: 27 Mei 2023   11:39 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bismillahirrahmanirrahim

L687 adalah  sebuah pembelokan Fitrah seorang manusia yang lurus. Orientasi seksual manusia seharusnya ditumpahkan kepada lawan jenisnya. Allah menciptakan seluruh mahluk yang ada di semesta ini berpasang pasangan. Bahwa ada malam ada siang, ada benang sari ada putik, Ada laki laki dan perempuan. Fitrah manusia tersebut telah Allah tetapkan dengan fungsinya masing masing.

Allah telah memuliakan manusia sebagai bani Adam atau keturunan Adam. Dimana Di Surga pun Allah menciptakan pasangan Adam adalah Hawa yang merupakan perempuan. Identitas Laki laki dan perempuan ini kekal sampai ke akhirat. Di Surga nanti setiap orang berpasang pasangan dengan lawan jenisnya. Dimana seorang lelaki dipasangkan dengan istrinya, bidadari yang merupakan perempuan. Bahwa ketika identitas tersebut dirubah di dunia. Seperti laki laki ingin menjadi perempuan maka kelak di Surga ingin menjadi apa dan berpasangan dengan siapa. Jikalau di dunia ditakdirkan dengan identitas seseorang lelaki, maka tetap dia laki laki tidak bisa memilih di surga kelak berganti menjadi perempuan atau bidadari.

Alasan yang mengemuka adalah cinta yang buta, maka apakah cintamu kepada dia adalah cinta yang sejati. Ataukah cinta dia padamu yang sejati. Sesungguhnya tidak, Sejatinya cinta adalah cinta Allah kepada kita seluruh makhluk ciptaanNya. Cinta yang sempurna, murni tak bersyarat. Dia Allah yang Maha Pengasih dengan kasih sayangnya terus menerus mengurus kita. Dia Allah yang memiliki kita, menciptakan dan memberikan rezeki pada kita yang tak putus putusnya semenjak di alam kandungan. Dia Allah yang tak henti hentinya mengurus urusan kita, terus menerus mengawasi kita semenjak kita diciptakan. Dia Allah yang mendengar setiap perkataan kita, teriakan dalam hati juga sekalipun suara hati kita yang berbisik. Dia Allah lebih dekat dari urat leher kita sendiri. CintaNya melebihi cinta seorang Ibu pada bayiNya. CintaNya lah cinta sejati, Dia Allah yang tak pernah pamrih. Tak seperti cinta mahluk, yang dapat hilang saat yang melekat padamu itu hilang. 

Bahwa pengalaman hidup tiap orang adalah berbeda beda, penuh lika liku dan batuan terjal. Terkadang di masa kecilnya seseorang tidak mendapat perlakuan sesuai kodratnya. Anak lelaki dengan mainan  lelakinya dan aktivitas maskulin. Serta perempuan dengan mainan perempuannya dan aktivitas feminine. Atau pengalaman hidup dikecewakan dengan lawan jenis seperti kecewa dengan ayah atau ibu atau saudara atau mungkin kekasih. Bisa jadi juga mungkin pengaruh negative lingkungan yang memaklumi L687. Banyak orang yang tanpa sadar terpengaruh terutama jika nilai dan pesan penyimpangan tersebut masuk sedari kecil.

Hidayah Allah adalah rahmat kasih sayangnya, bisa dari siapa saja dan peristiwa apa saja. Tinggal kita mau atau tidak membukakan pintu hati. Sehingga cahaya hidayah-Nya bisa masuk. Suatu kisah ketika saat di Rumah sakit ada seorang Ibu merawat anaknya yang remaja yang juga merupakan L687. Di saat dirawat di kamar rawat inap sebuah Rumah Sakit Swasta, dia menelpon pasangannya sesama L687. Fisiknya laki-laki, tapi suaranya saat menghubungi temannya berubah menjadi perempuan. Ibunya datang membawa makanan berupa nasi tim daging yang dibelinya jauh dari Rumah Sakit dengan menaiki becak.  Dengan sabar beliau merawat anaknya yang terkena Dbd. Guratan kesedihan tampak padanya, lelah sebab tak tidur menjaga buah hatinya.  Dengan nada lirih dan berderai air mata Sang Ibu mengelus dada dan berkata : "Hampir mati Ibu melahirkan kamu Nak, kenapa kamu laki laki suka kepada laki laki. Sesak dada Ibu Nak. Ini adalah kali ke sekian Ibu merawatmu Nak sebelumnya juga kamu hampir mati karena terkena penyakit cacar ular, dan Ibu merawatmu Nak. Tapi kenapa kamu laki laki suka sama laki laki Nak itu dosa Nak nanti Tuhan marah Nak". 

Tak terbayang betapa sedihnya hati Ibu itu, bayi kecilnya yang dia lahirkan dengan sakit yang amat sangat.  Dengan pisau bedah membelah tertumpah darah, berjibaku dengan takdir antara hidup dan kematian. Masa hamilnya yang susah dan penuh kepayahan. Air susunya yang mengalir di darahnya yang menyambung hidupnya. Bayi mungil yang jadi permata hati dan harapan kebanggaan ibu dan ayahnya itu hanya dapat lahir tercipta, dari buah cinta Ibu dengan kelembutannya, dan Ayah dengan tanggung jawabnya. Jikalau luka itu datang dari orang yang seharusnya melimpahkan kasih sayang seperti Ibu dan Ayah. Maka marilah merenung di masa kecil bukankah bertahun tahun mereka yang rela membasuh kotoran kita saat kita hanya bisa menangis disaat orang lain menutup hidung. Dan mereka juga yang rela membanting tulang menghidupi kita dengan keringatnya di saat orang lain tidak peduli dengan kita. Sebenarnya fitrah setiap orang adalah menjadi baik. Setiap orang pada dasarnya baik. Mereka juga mungkin tidak ingin di posisi seperti itu. Tinggal bagaimana bertaubat dan kembali ke jalan Allah yang membentangkan rahmat kasih sayangnya.

Goresan Pena Taubat

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun