Wibawa seorang anggota TNI dipermalukan di acara dahsyat terjadi, hal ini tidak hanya mencoreng nama prajurit tetapi juga institusi TNI secara keseluruhan. Hiburan dahsyat dianggap serba boleh dan apapun itu mau meghina, mencaci,boleh dan sah-sah saja dilakukan selama itu bertujuan menghibur maka anda jangan marah. Namanya juga hiburan. Tetapi saya sayangkan sudah berkali-kali tayangan kontroversi di lakukan tim dahsyat namun tetap saja ia sangat dahsyat seolah tak tersentuh hukum.
Berkali-kali sudah Dahsyat mendapat teguran dan sanksi dari KPI dengan berbagai sebab, dari mulai adanya ucapan tidak senonoh, goyang dribel, penampilan jenglot, penghinaan lambang Pancasila (kasus bebek nungging Zazkia Gotik), sampai kasus pelecehan agama (kasus Islam Prosetan chef Renne).
Nampaknya surat permohonan maaf dari Redaksi RCTI tersebut hanya tak lebih dari selembar kertas tak bernilai. Berkali-kali program  melakukan pelanggaran, berkali-kali pola acara kontroversi disulut, Bahkan saking kreatifnya..Tidak memandang lagi seragam kebesaran dan kewibaaan TNI sebagai pelindung dan pengayom masyarakat.
Teguran dan teguran dari KPI pun tidak mempunyai senjata. Sebab program mereka terbukti melakukan keteledoran berkali-kali.Hanya demi rating dan iklan, nampaknya zaman now semua bisa dibeli dengan hal itu pokoknya viral dan menarik maka itulah yang harus diutamakan urusan bermasalah nanti kan bisa minta maaf saja dahulu.
Saatnya pemerintah bersikap tegas dan berani menjewer stasiun televise yang melanggar aturan. Bebas berkespresi bukan berarti bebas sebebas-bebasnya. Namun tentu diatur dalam norma-norma social dan perundang-undangan. Tim kreatif DAHSYAT SAATNYA BERHENTI MELAKUKAN "HAL-HAL KREATIF" MENURUT KALIAN
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H