Pembangunan Berbasis Komunitas (PBK) merupakan pendekatan pembangunan yang mengedepankan partisipasi aktif dan keterlibatan langsung masyarakat dalam proses perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi program-program pembangunan. Pendekatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan dengan memperkuat kapasitas dan potensi lokal.Â
Di Indonesia, PBK semakin relevan mengingat adanya ketimpangan sosial yang signifikan antara wilayah perkotaan dan pedesaan, serta antara kelompok masyarakat yang berbeda.
Ketimpangan sosial di Indonesia tercermin dari disparitas pendapatan, akses terhadap layanan publik, dan kesempatan ekonomi yang tidak merata. Faktor-faktor seperti geografi, pendidikan, dan akses terhadap infrastruktur dasar berkontribusi pada ketimpangan ini. Dalam konteks ini, PBK hadir sebagai solusi untuk mengatasi masalah tersebut dengan memberdayakan masyarakat lokal melalui penguatan kelembagaan, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, dan optimalisasi penggunaan sumber daya lokal.
Implementasi PBK di Indonesia telah menunjukkan beberapa keberhasilan dalam mengurangi ketimpangan sosial, seperti peningkatan akses terhadap pendidikan dan kesehatan, serta peningkatan pendapatan melalui pemberdayaan ekonomi lokal.Â
Namun, tantangan tetap ada, terutama terkait dengan keberlanjutan program, keterlibatan semua lapisan masyarakat, dan dukungan dari pemerintah serta pihak swasta. Dengan pendekatan yang tepat dan kolaborasi yang kuat, PBK memiliki potensi besar untuk menciptakan perubahan positif yang signifikan dalam mengurangi ketimpangan sosial di Indonesia.
Indonesia, dengan kekayaan alam dan budayanya yang melimpah, masih dihadapkan pada berbagai permasalahan sosial, salah satunya adalah ketimpangan sosial. Ketimpangan ini terlihat jelas dari kesenjangan akses terhadap sumber daya, layanan publik, dan peluang ekonomi.
Pembangunan berbasis komunitas (PBM) menawarkan solusi inovatif untuk mengatasi ketimpangan sosial di Indonesia. PBM menempatkan masyarakat sebagai aktor utama dalam proses pembangunan, dengan memberikan mereka ruang untuk mengidentifikasi kebutuhan, merumuskan solusi, dan melaksanakan program pembangunan.
Bagaimana PBM dapat membantu mengurangi ketimpangan sosial di Indonesia?
- Meningkatkan partisipasi masyarakat: PBM mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam proses pembangunan, sehingga mereka memiliki rasa kepemilikan dan tanggung jawab terhadap program yang dilaksanakan. Hal ini dapat meningkatkan rasa percaya diri dan pemberdayaan masyarakat, serta mendorong mereka untuk mengambil inisiatif dalam menyelesaikan masalah di komunitas mereka.
- Memperkuat solidaritas sosial: PBM membangun kerjasama dan gotong royong antar anggota masyarakat, sehingga memperkuat solidaritas sosial dan rasa saling membantu. Hal ini dapat membantu mengurangi diskriminasi dan prasangka sosial, serta membangun komunitas yang lebih inklusif dan toleran.
- Meningkatkan akses terhadap sumber daya: PBM memfokuskan pada pemberdayaan masyarakat agar mereka dapat mengakses sumber daya yang mereka butuhkan untuk meningkatkan taraf hidup. Hal ini dapat dilakukan melalui berbagai program, seperti pelatihan keterampilan, pendampingan usaha kecil, dan pengembangan infrastruktur lokal.
- Meningkatkan kualitas layanan publik: PBM dapat membantu meningkatkan kualitas layanan publik dengan mendorong partisipasi masyarakat dalam monitoring dan evaluasi program pemerintah. Masyarakat juga dapat terlibat langsung dalam penyediaan layanan publik, seperti pengelolaan sekolah, puskesmas, dan infrastruktur desa.
Contoh penerapan PBM yang sukses di Indonesia:
- Program Keluarga Harapan (PKH): PKH memberikan bantuan tunai bersyarat kepada keluarga miskin dengan tujuan meningkatkan akses terhadap pendidikan dan kesehatan. PKH telah terbukti berhasil dalam mengurangi kemiskinan dan meningkatkan taraf hidup keluarga penerima manfaat.
- Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK): PKK adalah organisasi perempuan yang aktif dalam berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat, seperti edukasi kesehatan, pengasuhan anak, dan pengembangan ekonomi kreatif. PKK telah berkontribusi dalam meningkatkan kualitas hidup perempuan dan keluarga di Indonesia.
- Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM): Banyak LSM di Indonesia yang bergerak di bidang PBM, dengan fokus pada berbagai isu, seperti pendidikan, kesehatan, lingkungan, dan hak asasi manusia. LSM telah berperan penting dalam memperjuangkan hak-hak masyarakat marjinal dan meningkatkan akses mereka terhadap sumber daya dan layanan publik.
Tantangan dalam penerapan PBM:
- Keterbatasan sumber daya: Banyak komunitas di Indonesia yang kekurangan sumber daya, seperti dana, pelatihan, dan infrastruktur, untuk melaksanakan program PBM secara efektif.
- Kurangnya koordinasi: Kurangnya koordinasi antara berbagai pemangku kepentingan, seperti pemerintah, LSM, dan masyarakat, dapat menghambat efektivitas program PBM.
- Perubahan mindset: Diperlukan perubahan mindset dari top-down ke bottom-up dalam proses pembangunan, dengan menempatkan masyarakat sebagai aktor utama. Hal ini membutuhkan komitmen dan kerjasama dari semua pihak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H