Mohon tunggu...
Zahra Safitri
Zahra Safitri Mohon Tunggu... Lainnya - seorang anak perempuan

sukses

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Teks Kritik Film "Pertaruhan" Ketika Terpaksa oleh Keadaan

10 Maret 2021   14:00 Diperbarui: 10 Maret 2021   14:13 1456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tahun 2017 industri perfilman meliris film yang berjudul pertaruhan yang di produksi oleh IFI Cinema. Film yang disutradarai oleh Khristo Damar Alam ini mengambil sebuah genre laga atau action. Film ini tayang pada tanggal 9 Februari 2017, yang dibintangi oleh Adipati Dolken, Aliando Syarief, Tio Pakusadewo, serta Jefri Nichol. Film ini sukses menarik perhatian para masyarakat untuk menyaksikan film tersebut.

Film pertaruhan yang mengambil tema romantisme hubungan laki-laki dengan ayahnya serta sesama saudara laki-laki yang sering tak terungkap. Film ini menggambarkan mengenai kehidupan seorang ayah beserta anak laki-lakinya untuk bertahan hidup di Kota Jakarta. Menceritakan tentang sisi gelap yang tak pernah terungkap dikota itu. Dimana banyak pengangguran bahkan orang-orang yang terpaksa bekerja didunia malam.

Film ini meceritakan mengenai 5 orang laki-laki yang hidup dalam satu atap dengan sangat sederhana. Semenjak ditinggal ibunya, hanya ayahnya lah yang mengatur serta mengurus kehidupan sehari-hari. Ayahnya yang bernama Pak Musa, harus mengurus 3 orang anak laki-laki yaitu Ibra, Amar, Elzan dan Ical. Hubungan antara ayah dan anaknya yang sudah mulai beranjak dewasa ini tidak menunjukan kehidupan yang harmonis, seringkali terjadi pertengkaran diantara mereka.

Suatu hari ayahnya harus diberhentikan dari pekerjaannya karena sakit yang dideritanya. Penyakit paru-paru yang sangat parah membuat Pak Musa tidak dapat menutupinya lagi. Ketika anak-anaknya mengetahui hal tersebut, mereka langsung membawa ayahnya ke rumah sakit untuk ditindak lanjuti. Putra sulungnya yaitu Ibra pergi mengurusi adminitrasi perawatan ayahnya. Kenyataan yang membuatnya kebingungan, sebab uang yang ia miliki tidak cukup untuk memenuhi biaya rumah sakit ayahnya. Gaji dari pekerjaannya yang tak seberapa masih belum mencukupi biaya pengobatan sang ayah.

Ibra merundingkan hal tersebut kepada kedua adiknya yaitu Amar dan Elzan. Adik bungsunya yaitu Ical tidak mengetahui hal tersebut, karena sang kakak tidak mau mengganggu sekolahnya. Ketika kakak beradik itu berpikir dan merundingkan pekerjaan yang bisa mereka lakukan untuk menghasilkan uang. Berbagai cara mereka lakukan, hanya cara illegal lah yang terpikirkan dibenak mereka. Sebab pendidikan dan pekerjaan mereka yang dimiliki tidak memumpuni. Hingga suatu hari penyakit ayahnya semakin parah akan tetapi biaya pengobatan ayahnya masih belum mencukupi. 

Dengan putus asa mereka memutuskan mengambil cara yang sangat berbahaya dan beresiko. Mereka bertiga merencanakan untuk merampok bank, dimana itu adalah tempat ayahnya bekerja selama 20 tahun. Ical yang tak pernah diikutsertakan dalam rencana mereka, sebab tak mau harapan ayahnya satu-satunya harus berakhir seperti mereka. Hingga akhirnya biaya pengobatan ayahnya terpenuhi, tetapi Ibra putra sulungnya meninggal dunia serta Amar dan Elzan harus mendekam di penjara karena perbuatannya.

Pada dasarnya ketika sebagian manusia merasa putus asa, pasti yang terlintas dipikirannya adalah cara atau hal yang tidak baik. Namun sebenarnya kita sebagai manusia yang beriman dan beradab seharusnya selalu memikirkan hal yang positif dan baik. Dari film tersebut mengajarkan kita untuk selalu berpikiran positif dan selalu berada dijalan kebenaran. Sebenarnya dari film ini kita dapat mengambil banyak pelajaran dan hikmah, apabila kita benar-benar mencermati film ini.

Pelajaran yang dapat kita ambil seperti, hargai waktu dan keadaan yang ada. Jangan menjadikan gengsi sebagai alasan untuk tidak menunjukan kasih sayang, bahkan seolah-olah tidak perduli. Dari film ini pun mengajarkan kita bahwa pendidikan berperan penting untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak. Mendekatkan diri kepada Tuhan YME adalah jalan terbaik untuk menyelesaikan suatu permasalahan.

Memang banyak pelajaran yang kita dapat dari film ini, akan tetapi dalam film ini banyak menunjukan hal yang tak sepatutnya kita tiru. Seperti adegan berkelahi, meminum minuman keras dan sebagainya. Kita sebagai penonton pun harus bijak dalam menyaksikan sebuah film, jangan sampai kita menonton film yang tidak sesuai dengan usia kita. Untuk film pertaruhan ini sangat tidak disarankan bagi anak dibawah umur, sebab dikhawatirkan mereka meniru hal yang tidak sepatutnya dilakukan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun