Mohon tunggu...
Zahra Saula Ramadhani
Zahra Saula Ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Menjaga Ekosistem Laut

25 Januari 2024   21:44 Diperbarui: 25 Januari 2024   22:00 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://id.pinterest.com/pin/614882155378638754/

Ekosistem laut meliputi unsur biotik atau makhluk hidup serta abiotik mencangkup seluruh kehidupan di laut. Dengan adanya biota laut dapat menyerap polutan dengan jumlah yang sangat besar sehingga dapat mengurangi polusi di laut. 

 

Indonesia secara geografis adalah negara yang memiliki wilayah kelautan yang luas.
ADVERTISEMENT Wilayah perairan yang luas tersebut membuat Indonesia menjadi negara yang kaya akan sumber daya laut.
Ekosistem laut Indonesia pun juga sangat beragam hingga memiliki potensi yang kuat untuk dikembangkan.
Potensi perikanan di laut Indonesia sebanyak 12,54 juta ton per tahun, memiliki 8500 spesies ikan, 555 spesies rumput laut dan 950 biota terumbu karang. Hal ini bisa dibuktikan dengan data yang menunjukkan bahwa Indonesia berada di peringkat kedua negara dengan penghasil sampah plastik terbesar di dunia. Jika dihitung, setiap penduduk Indonesia bertanggung jawab atas 17,2 kg sampah plastik yang mengapung dan mencemari ekosistem di laut.


ADVERTISEMENT Apakah hanya sampah saja yang dapat merusak ekosistem laut?
Penyebab sekaligus ancaman kerusakan ekosistem laut di Indonesia juga berasal dari adanya pencemaran limbah industri.
Sumber daya laut seperti ikan-ikanan, udang dan yang lainnya apabila telah tercemar dan terkonsumsi oleh manusia maka hal tersebut tentu akan berdampak sangat buruk terhadap manusia.
Aktivitas selanjutnya yang dapat menyebabkan kerusakan pada ekosistem laut adalah Illegal, Unreported and Unregulated Fishing (IUUF). Dilansir dari laman Mongabay, aktivitas IUUF ini dapat menimbulkan degradasi dan hilangnya ekosistem pesisir dan laut yang ada di seluruh kawasan, yaitu hutan bakau, rumput laut, dan terumbu karang yang masuk dalam kelompok ekosistem laut besar Indonesia. ADVERTISEMENT Sudah jelas bahwa kerusakan ekosistem laut di Indonesia ini membawa akibat yang banyak.
Padahal, hal ini sangat disayangkan karena ekosistem laut indonesia sangatlah indah dan beragam serta sumber daya lautnya juga sangat melimpah. Sumber daya laut yang melimpah ini membuat penduduk di pesisir memanfaatkannya untuk keperluan hidup serta pemenuhan perekonomian.


Pemanfaatan sumber daya laut oleh manusia juga bertujuan untuk mencukupi kebutuhan dan meningkatkan kesejahteraan manusia.
Namun, jika ekosistem laut telah rusak hingga menyebabkan minimnya sumber daya laut, maka manusia sendirilah yang dirugikan.
Kemudian, masih terdapat nelayan yang menangkap hasil laut secara tidak alami, melainkan menggunakan bahan peledak seperti bom. Tentu saja hal ini akan berdampak pada kehidupan biota laut.
Ekosistem terumbu karang menjadi rusak akibat ulah nelayan yang menangkap ikan dengan menggunakan bom, racun dan pukat.
Kegiatan penangkapan ikan dengan menggunakan bom tersebut menyebabkan terumbu karang hancur dan ikan-ikan menjadi mati.
Kerusakan ekosistem laut ini terjadi akibat rendahnya pengetahuan nelayan tentang dampak yang ditimbulkan.
Adanya kerusakan ekosistem laut tersebut kemudian menyebabkan kecenderungan menurunnya hasil tangkapan ikan.
Hal ini tentu saja menjadi ancaman terhadap keamanan manusia.


ADVERTISEMENT Kemudian, apakah penangkapan ikan dengan menggunakan bom yang dilakukan nelayan adalah salah mereka?
Karena hal tersebut akan dapat membantu dalam meminimalisir terjadinya aktivitas illegal dalam penangkapan hasil laut.
Kerusakan ekosistem laut di Indonesia adalah masalah yang cukup serius dan perlu ditangani dengan sungguh-sungguh.
Hal ini karena target dan sasaran sesungguhnya dari antroposentris adalah pada upaya tercapainya pembangunan ekonomi, bukan pada perlindungan ekologinya. Menjaga ekosistem laut adalah hal yang penting untuk dilakukan oleh semua kalangan karena lautan menyediakan sebagian besar lingkungan pendukung kehidupan di planet ini.

Dampak Kerusakan Ekosistem Laut: 

Sebut saja, penggunaan bahan peledak pada menangkap ikan, limbah hasil industri, pengeboran minyak di lepas pantai, serta jua membuang sampah pada sungai yg berikibat sampah tadi bermuara ke laut tanggal. dampak dari perusakan dan pencemaran ekosistem bahari ini dapat membuahkan fatal bagi kelestarian pada darat bahkan mengancam kelangsungan hayati manusia.
Limbah Plastik bisa dikatakan Indonesia berada pada posisi yang sangat rentan terhadap akibat dari kerusakan ekosistem bahari.
Pencemaran serta kerusakan ekosistem laut perlu dikendalikan sebab menggunakan adanya pencemaran air laut dapat mengurangi pemanfaatan air.


pada Indonesia sampah plastik tak hanya dijumpai di daerah darat saja tetapi jua berbagai sampah plastik yg menyebar luas ke wilayah lautan Indonesia bahkan luasnya sudah mencapai 2 pertiga dari total luas Indonesia. liputan yang sangat mengejutkan ialah bahwa Indonesia adalah negara angka dua di dunia menggunakan konsumsi sampah plastik terbanyak di samudera .
Ancaman kerusakan ekosistem laut pula ditimbulkan oleh banyaknya pencemaran industri, reklamasi pantai, dan pengasaman laut sebagai akibat perubahan iklim. poly orang yang berpikir bahwa dengan melihat luasnya samudera kita Indonesia, maka semua akibat buangan sampah serta residu-residu industri dapat pada tampung oleh samudera tanpa menyebabkan suatu akibat yang membahayakan. dengan makin cepatnya pertumbuhan penduduk pada dunia serta makin meningkatnya lingkungan industri menyebabkan makin banyaknya bahan-bahan yg bersifat racun yg pada buang ke lautan pada jumlah poly yang mengakibatkan sulitnya mengontrol limbah-limbah yg pada buang ke dalam bahari tersebut.
Air laut merupakan komponen yg berinteraksi dengan lingkungan daratan, di mana buangan limbah asal daratan akan bermuara ke bahari lepas.


Polutan Atmosfir Selain itu, air bahari juga menjadi tempat penerimaan polutan (bahan cemar) yang jatuh asal atmosfir.
Limbah yg mengandung polutan tadi lalu masuk ke dalam ekosistem perairan pantai dan bahari Indonesia.
Polutan tadi mengikuti rantai kuliner mulai dari fitoplankton sampai ikan predator dan pada akhirnya hingga ke insan.
Bila polutan ini berada pada jaringan tubuh organisme bahari tadi pada konsentrasi yang tinggi, kemudian dijadikan sebagai bahan kuliner maka akan berbahaya bagi kesehatan manusia.
Demikian pula menggunakan kuliner bahari (seafood) yg berasal berasal pantai dan laut yg terkotori juga mengandung bahan polutan yang tinggi. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun