Mohon tunggu...
Zahra Shafiyah
Zahra Shafiyah Mohon Tunggu... -

Teladan dalam hal ketelatan. Senang durian. Punya keluarga betulan. Punya teman-teman yang menyenangkan. Rutinitas sangat membosankan. Mahasiswa dengan nilai yang pas-pasan. Kuliah di Jurusan Agroteknologi Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung. Mengagumi hama-hama yang resisten. Mengagumi Mario Teguh dan Aa Gym. Menyukai Sapi dan Spongebob.\r\n\r\nSaat ini (pengennya) masih berusia 17 tahun, tapi apadaya takdir menentukan saya 4 tahun lebih tua. Hihi.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Politik Itu...

2 Desember 2012   07:36 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:19 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini Z bener-bener kaget. Tadi Z denger cerita dari temen, dia kerja selama kurang lebih dua minggu buat bantuin salah seorang calon pejabat. Kerjanya manipulasi data, demi jabatan dan kepentingan politik. Nggak tanggung-tanggung, biaya beli pulpen (buat bikin tandatangan palsu oleh banyak orang) itu 7juta. Bisa beli bala-bala 14 ribu biji segitu mah. Selain pulpen, pejabat itu beli mesin potokopi 3 biji. Temen Z dapet gaji cuman (kata dia 'cuman') 900ribu karena mengundurkan diri di tengah jalan. Yang lain ada yang dapet 3juta, dll. Biaya total pengeluarannya mencapai Milyaran. Buset, siapa yang mau dipimpin sama pejabat yang curang gitu?

Temen Z yang kerja itu anak salah satu partai kemahasiswaan gitu. Menurut pendapatnya, orang yang nggak ikut kemana-mana itu nggak punya prinsip. Bahkan kubu netral pun sebenernya partai juga. Partai yang nggak resmi gitu.
Baru di semester 5 ini Z tau sedikit tentang politik. Sejak beberapa orang temen ada yang ikut partai-partai sebangsa PMII dan HMI.

Kemarin sebelum Muhima, Z dinasehatin sama temen sekelas yang HMI, jangan terpengaruh kalo ada intervensi apapun dari orang-orang yang nggak bertanggungjawab. Z nggak ngerti intervensi apa yang dimaksud. Tadi juga ada temen yang mohon supaya Z nggak terpengaruh kalo si someone (beda partai, tp temen sekelas Z juga) minta tolong yang nggak-ngggak ke Z. Katanya jangan terpancing, jangan ikut-ikutan suasana, suka ada brainwash gitu.

Tapi pas tadi muhima, perasaan sih nggak ada sesuatu yang menggoncangkan atau gimanaa gitu. Yang ada mah tunduh ngantuk banget da boriing amat. Si Budi delegasi dari Agro sampe nyari-nyari permen saking ngantuknya. Nggak ada heboh-heboh da.

Kirain bakal ada bom atau apaaa gitu. Hehe.
Mungkin Z emang belum tau apa-apa. Z cuman liat, politik teh penuh kecurigaan banget. Sejak ada politik, suasana di kelas jadi rada horrrooorr. He. Misalnya si anu lagi ngobrolin sesuatu, tiba-tiba temen yang beda partai lewat. Si anu berhenti ngomong. Jadi ada satu kondisi canggung yang sulit diungkapkan. Dari beberapa orang temen diluar kelas, kalo ngobrolin politik, selalu ada kata-kata bernada kewaspadaan. Contoh, "Si eta mah ngomongna sih netral teu ngilu kamamana, tapi teuing tah," atau perkataan, "Ceunah mah si eta antek-antek partai anu," dll. Nggak tau kenapa, kayaknya nggak ada hal yang bisa dipercaya di dunia ini kalo berhubungan sama politik.

Pas muhima juga, Z jadi tau, ada politik kecil-kecilan terjadi, sesuatu yang nggak bisa Z sebutin disini.

Dulu pernah, pas Z bersikeras bilang ke barudak kalo di senat mah netral, nggak ada partai-partaian, Bono Ipeh Karin langsung bilang kalo Z nggak tau apa keadaan yang sebenernya, Z terlalu polos.

Makin we bingung dan penasaran.

Mungkin tiap orang beda ya. Ada yang seneng berpolitik, ada juga yang males. Z pribadi berpendapat, kalo emang polos membuat hidup Z lebih tentram dan fokus sama cita-cita dan impian, mending Z nggak ikut-ikutan masalah begituan. Nya'an politik teh sebagian besarnya kotor pisan. Tapi ya gak semua politikus kotor sih. Yang baik pasti ada meski cuman sedikit. Rosulullah juga kan hidupnya politik banget. tapi kayaknya politik zaman Rosulullah ini adalah politik terbersih seumur hidup manusia.

Jadi inget kata Bambang Q Anees. "Mahasiswa sering kecapean ikut organisasi ini itu, tapi nggak tahu tujuannya apa. Seperti tikus di roda putar. Dia lari, kecapean, tapi sebenarnya dia disitu-situ aja. Sampai akhirnya dia sadar, kalo selama ini dia nggak pergi kemana-mana. Tapi sayang, saat dia sudah sadar, ternyata usianya sudah brtambah tua,"

Tapi inget ya, segalanya dikembalikan sama pribadi masing-masing. Ada juga yang dia sibuk organisasi, dan organisasi itu bermanfaat buat dia, nambah ilmu, wawasan, kemampuan bicara, teman baru, dll. Bukan nambah musuh atau mengasah kemampuan tipu muslihat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun