Mohon tunggu...
Zahra Salsabila
Zahra Salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar SMA Jakarta Timur

Hidup seperti Larry LARRY DARI KENYATAAN XIXIXIXIXI NGAKAK ABIEZSSS

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kehicap Buano, Burung Kecil yang Terancam Punah

21 Maret 2024   13:00 Diperbarui: 21 Maret 2024   13:03 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Istilah deforestasi atau penggundulan hutan tentunya sudah sering kita dengar di berbagai tempat. Dari Televisi,media sosial,surat kabar dan berbagai media lainnya. 

Deforestasi sendiri memiliki arti penebangan hutan yang dilakukan tanpa melihat keadaan dan dilakukan secara besar-besaran untuk penggunaan pribadi atau berbagai kelompok. 

Deforestasi tentunya dapat berdampak buruk bagi flora dan fauna yang berada di kawasan hutan tersebut. Dengan adanya deforestasi ini tentunya berbagai flora dan fauna dapat kehilangan habitat aslinya. Akibat kehilangan habitatnya tentu tidak jarang banyak dari flora dan fauna tersebut sulit untuk berkembang biak sehingga akhirnya dinyatakan punah.

Salah satu fauna yang sudah dinyatakan punah di indonesia adalah burung Kehicap Boano, burung asli dari pulau Boano yang terletak di selatan Maluku. Habitat akaminya ada;ah di daerah hutan dataran rendah basah subtropis dan dataran semak basah subtropis. Spesies Burung yang unik ini telah terancam punah karena telah kehilangan habitatnya akibat deforestasi.

Burung ini memiliki nama ilmiah Symposiachrus boanesis dalam bahasa inggris burung ini dikenal dengan nama Black-chinned Monarch dikatakan begitu karena burung ini memiliki dagu yang berwarna hitam. tentunya ini merupakan suatu ciri khas unik dari burung tersebut karena pada dasarnya kebanyakan burung memiliki warna yang mencolok sedangkan Kehicap Buano memiliki ciri khasnya sendiri.

Burung ini pertama kali ditemukan di pulau Boano pada tahun 1918 dan kemudian seteah bertahun tahun akhirnya ditemukan kembali di salah satu gunung di pulau Boano yaitu Gunung Tahun pada tahun 1991. 

Spesies burung ini relatif kecil dan apabila dibandingkan dengan burung- burung yang sering kita lihat pada umumnya dijalanan seperti burung Gereja, burung Pipit dan berbagai macam burung lainnya, burung ini dapat berukuran lebih kecil dari burung- burung tersebut bahkan tercatat burung ini hanya berukuran sekitar 16 cm saja, tidak lebih panjang dari ukuran Handphone yang kalian pegang sekarang ini!

Selain dagunya yang berwarna hitam, kepala burung ini juga relatif hitam, bulu hitamnya membendang dari bagian kepala ke bagian atas tubuh burung ini hingga ke bagian sayapnya dan ekornya. sedangkan bagian bawah perutnya ditandai dengan bulu putih, selain itu warna putih juga dapat dilihat dari paruh burung tersebut.

Kehicap Buano memiliki diet yang terdiri dari berbagai macam serangga kecil seperti ulat,jangkrik,kumbang dan berbagai serangga lainnya. Terkadang ia juga akan memakan berbagai biji-bijian yang terdapat pada alam.

Nah, setelah mengetahui ciri khas dari burung unik ini tentunya kita harus menyadari bahwa kita harus menjaga burung kecil ini, faktanya burung ini hanya tersisa 200 ekor di Maluku. Maka dari itu kita dapat menjaganya dengan cara mengurangi Deforestasi dan lebih banyak melakukan reboisasi terhadap hutan-hutan kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun