Mohon tunggu...
Zahra Salsabila
Zahra Salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - universitas prima nusantara

mahasiswa keperawatan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kesehatan Mental di Era Sekarang

28 Januari 2025   20:56 Diperbarui: 28 Januari 2025   20:56 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Kesehatan Mental di Era Sekarang
Oleh : Zahra Salsabila
Mahasiswi Universitas Prima Nusantara Bukittinggi
Prodi S-1 Keperawatan

Abstrak
     Kesehatan mental menjadi isu yang semakin penting di masyarakat modern, terutama di kalangan generasi muda. Dengan meningkatnya tekanan sosial, penggunaan media sosial, dan perubahan lingkungan, kesehatan mental sering kali terabaikan yang merupakan pandemi global.Berbagai bahasa kesehatan mental yang mengentalkan pada era sekarang, seperti pendidikan mental, sosial yang yang sehat, kesadaran, dan pentingnya dukungan profesional. Melalui literatur solusi, yang yang dapat individu dan warga negara Indonesia mengelola kesehatan mental rata-rata secara efektif di dinamika dan kehidupan modern.

Pendahuluan
     Kesehatan mental adalah kondisi di mana individu memiliki kesejahteraan yang tampak dari kemampuannya untuk menyadari potensinya sendiri, mengatasi stres, bekerja secara produktif, dan memberikan kontribusi kepada komunitas. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kesehatan mental yang baik sangat penting untuk kualitas hidup yang tinggi. Namun, dengan meningkatnya gangguan kesehatan mental di kalangan remaja dan dewasa muda, perhatian terhadap isu ini semakin mendesak. Survei menunjukkan bahwa gangguan kecemasan adalah masalah paling umum yang dialami oleh remaja, mencapai 26,7% dari populasi.Kesehatan mental merupakan aspek penting dari kesehatan secara keseluruhan yang sering kali diabaikan. Di era sekarang, dengan kemajuan teknologi dan penggunaan media sosial yang meluas, tantangan terhadap kesehatan mental semakin meningkat.
     Studi menunjukkan bahasa media sosial rata-rata rata-rata meningkatkan tingkat perderas berlebihan, depresi, dan rasa kesepian, di terutama remaja dan kalangan muda (Newport, 2019). Ini trauma yang dengan yang disebabkan peristiwa seperti, pandemi besar global, kesehatan tingkat kesehatan masyarakat masyarakat kabar (van der secara Kolk, 2015). Di lain, stigma yang melekat pada kesehatan mental sering kali kali individu individu perungbaran berbahaya mencari atau berbicara yang masalah mereka adalah mereka.

Tantangan Kesehatan Mental
1.    Tekanan Sosial: Generasi muda saat ini menghadapi tekanan besar dari berbagai sisi, termasuk pendidikan, pekerjaan, dan harapan sosial. Ini dapat menyebabkan stres dan kecemasan yang berkepanjangan.
2.    Pengaruh Media Sosial: Media sosial sering kali menjadi sumber perbandingan sosial.Penggunaan media sosial yang berlebihan dapat menyebabkan kecemasan dan depresi. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Primack et al. (2017), terdapat hubungan signifikan antara penggunaan media sosial yang tinggi dan tingkat kecemasan serta depresi yang lebih tinggi di kalangan remaja.
3.    Gangguan Tidur: Penggunaan perangkat digital sebelum tidur dapat mengganggu pola tidur. Penelitian oleh Levenson et al. (2016) menunjukkan bahwa penggunaan smartphone di malam hari berhubungan dengan kualitas tidur yang buruk. Kurang tidur dapat berdampak negatif pada kesehatan mental, meningkatkan risiko gangguan mood dan masalah kognitif.
4.    Isolasi Sosial: Meskipun teknologi memungkinkan kita untuk terhubung dengan orang lain, penggunaan yang berlebihan dapat menyebabkan  isolasi sosial. Menurut penelitian oleh Twenge et al. (2018), remaja yang lebih banyak menghabiskan waktu di media sosial cenderung merasa lebih kesepian dibandingkan mereka yang berinteraksi secara langsung.

Solusi untuk Meningkatkan Kesehatan Mental
1.    Pembatasan Waktu Penggunaan Media Sosial: Salah satu cara untuk mengurangi dampak negatif media sosial adalah dengan membatasi waktu penggunaannya. Penelitian menunjukkan bahwa mengurangi waktu di media sosial dapat meningkatkan kesejahteraan mental (Hunt et al., 2018). Pengguna dapat menetapkan batasan harian untuk penggunaan media sosial dan lebih banyak berinteraksi secara langsung dengan orang-orang di sekitar mereka.
2.    Meningkatkan Kesadaran tentang Kesehatan Mental: Pendidikan tentang kesehatan mental perlu ditingkatkan, terutama di kalangan remaja. Program-program yang mengajarkan keterampilan mengelola stres dan kecemasan dapat membantu individu mengatasi tantangan yang muncul akibat penggunaan teknologi. Menurut WHO, pendidikan kesehatan mental yang baik dapat mengurangi stigma dan meningkatkan pemahaman tentang pentingnya kesehatan mental.
3.    Mendorong Aktivitas Fisik dan Hobi: Aktivitas fisik dan hobi dapat menjadi cara yang efektif untuk meningkatkan kesehatan mental. Menurut penelitian oleh Rebar et al. (2015), aktivitas fisik dapat mengurangi gejala depresi dan kecemasan. Mendorong individu untuk terlibat dalam aktivitas fisik, seperti olahraga, seni, atau kegiatan sosial, dapat membantu mengurangi dampak negatif dari penggunaan teknologi.
4.    Melakukan olahraga rutin: Aktivitas fisik yoga, jogging, atau santai jalan dapat meningkatkan produksi endorfin yang yang membantu mood meningkatkan. Spark: Ilmu Baru Revolusioner Latihan dan Otak oleh Dr. oleh John J. oleh Ratey

Kesimpulan

     Kesehatan mental di era modern menjadi isu yang semakin mendesak dan kompleks, terutama di kalangan generasi muda. Dengan meningkatnya tekanan sosial, penggunaan media sosial yang berlebihan, dan perubahan gaya hidup yang cepat, individu sering kali menghadapi tantangan yang signifikan terhadap kesejahteraan psikologis mereka. Penelitian menunjukkan bahwa gangguan kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi semakin umum, dan stigma seputar masalah ini masih menghalangi banyak orang untuk mencari bantuan.
     Untuk mengatasi tantangan ini, berbagai solusi dapat diterapkan. Pembatasan waktu penggunaan media sosial, peningkatan kesadaran tentang kesehatan mental, serta mendorong aktivitas fisik dan hobi adalah langkah-langkah penting yang dapat membantu individu menjaga kesehatan mental mereka. Selain itu, penting bagi masyarakat untuk mendukung satu sama lain dan menciptakan lingkungan yang positif bagi kesehatan mental.
     Dengan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya kesehatan mental dan penerapan strategi yang efektif, kita dapat membangun masyarakat yang lebih sehat secara psikologis. Upaya kolektif dari individu, keluarga, komunitas, dan pemerintah sangat diperlukan untuk menciptakan kesadaran dan akses terhadap layanan kesehatan mental yang lebih baik di Indonesia. Hanya dengan demikian kita dapat mengatasi krisis kesehatan mental yang dihadapi saat ini dan memastikan bahwa setiap individu memiliki kesempatan untuk mencapai kesejahteraan mental yang optimal.    

Daftar Pustaka

Newport, C. (2019). Minimalis Digital: Memilih Kehidupan yang Terfokus di Dunia yang Beredon. Rumah Acak Penguin.
van der Kolk, B. (2015). Tubuh Menjaga Skor: Otak, Pikiran, dan Tubuh dalam Penyembuhan Trauma. Buku Penguin.
Primack, B. A., Shensa, A., Sidani, J. E., Whaite, E. J., Lin, L., Rosen, D., ... & Colditz, J. (2017). Social Media Use and Perceived Social Isolation Among Young Adults in the U.S. American Journal of Preventive Medicine, 53(1), 1-8.
Levenson, J. C., Shensa, A., Sidani, J. E., Colditz, J., Primack, B. A., & Rosen, D. (2016). The Association Between Social Media Use and Sleep Disturbance Among Young Adults. Preventive Medicine, 85, 36-41.
Twenge, J. M., Joiner, T. E., Rogers, M. L., & Martin, G. N. (2018). Increases in Depressive Symptoms, Suicide-Related Outcomes, and Suicide Rates Among U.S. Adolescents After 2010 and Links to Increased New Media Screen Time. Clinical Psychological Science, 6(1), 3-17.
Hunt, M., Marx, R., Lipson, S. K., & Young, J. (2018). No More FOMO: Limiting Social Media Decreases Loneliness and Depression. Journal of Social and Clinical Psychology, 37(10), 751-768.
Rebar, A. L., Stanton, R., Geard, D., Short, C., Duncan, M. J., & Vandelanotte, C. (2015). A Systematic Review of the Benefits of Physical Activity on Mental Health. Health Psychology Review, 9(2), 1-20.
World Health Organization (WHO). (2021). Mental Health: Strengthening Our Response. Retrieved from WHO

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun