Tahukah kamu, seiring berjalannya waktu, dunia mengalami banyak sekali perkembangan? Mencangkup pada semua aspek kehidupan termasuk teknologi. Perkembangan teknologi adalah yang terbesar. Mengapa? Karena teknologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang keterampilan dalam menciptakan alat, metode pengolahan, dan ekstraksi benda, untuk membantu menyelesaikan berbagai permasalahan dan pekerjaan manusia sehari-hari (sumber: Pengertian TEKNOLOGI adalah: Jenis, Manfaat, dan Contoh Teknologi (maxmanroe.com)). Bisa dikatakan bahwa teknologi ada di dalam semua  aspek kehidupan. Dari sekian banyaknya teknologi, transportasi termasuk salah satu teknologi yang tidak bisa kita tinggali saat ini.
     Transportasi sudah ada sejak 3500 SM, diawali dengan ditemukannya roda pada saat itu (sumber: Perkembangan Alat Transportasi dari Masa ke Masa (jojonomic.com)) dan sampai hari ini transportasi sudah bertebaran di penjuru dunia, mulai dari transportasi darat, laut, hingga udara. Menurut data yang dilansir Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2013 dan terus diperbarui sampai Bulan Mei 2014, penduduk Indonesia sebagian besar memiliki kendaraan bermotor, yaitu sekitar 71,08% penduduk Indonesia memiliki kendaraan bermotor sedangkan yang tidak memiliki kendaraan bermotor di Indonesia hanya 28,92%. Jumlah penduduk pada tahun 2014 adalah 248 juta jiwa, artinya sebanyak 176.278.400 penduduk Indonesia memiliki kendaraan bermotor (sumber: Kendaraan Bermotor di Indonesia (foresteract.com)). Ini bisa kita buktikan dengan kemacetan yang sering terjadi di beberapa kota di Indonesia seperti Jakarta.
     Sebaik-baiknya teknologi jika kita tidak cerdas dalam menggunakannya bisa menyebabkan kerugian, banyaknya penggunaan alat transportasi berbahan bakar fosil dapat mengakibatkan pencemaran di udara. Laporan State of Global Air 2019 seperti dikutip dari Indian Express, Kamis (4/4/2019), menyebutkan 10 negara dengan tingkat polusi udara tertinggi di dunia. Polusi udara tersebut menyebabkan sejumlah kasus kematian akibat penyakit yang berasal dari polusi udara pada 2017. Indonesia yang merupakan salah satu pengguna kendaraan terbanyak telah menyumbangkan polusi yang berasal dari kendaraan tersebut sehingga Indonesia termasuk ke dalam negara dengan polusi udara tertinggi, menempatkan diri di posisi ke-3 di dunia dengan kasus kematian 124.000 kasus akibat polusi udara. Tidak hanya Indonesia, negera lain juga mengalami banyak kasus kematian akibat polusi udara. Seperti Cina dan India di urutan pertama dengan masing-masing 1,2 juta kasus, diikuti dengan Pakistan diurutan ke-2 sebanyak 128.000 kasus (sumber: Indonesia Nomor 3 Negara Berpolusi Udara Tertinggi Dunia (solopos.com)).
     Selain kematian yang terjadi di negeri masing-masing, polusi udara juga dapat membuat seluruh makhluk hidup punah secara perlahan. Ini terjadi karena adanya efek rumah kaca, yang dimana meningkatnya konsentrasi gas CO2, Metana, Nitrous Oxide, Ozon, dan beberapa bahan kimia buatan seperti CFC di atmosfer bumi. Efek rumah kaca itu sendiri mengakibatkan suhu bumi meningkat sehingga gunung es mencair lalu ekosistem akan terganggu dan dalam jangka waktu yang panjang akan menyebabkan kepunahan makhluk hidup. Mengapa bisa terjadi efek rumah kaca? Efek rumah kaca ini terjadi ketika gas-gas polutan di atmosfer menghalangi jalannya pancaran sinar yang terpantul dari bumi menuju angkasa sehingga terperangkap oleh gas di atmosfer. Itulah yang menyebabkan suhu bumi meningkat sehingga terjadilah efek rumah kaca atau pemanasan global (sumber: https://youtu.be/rRnH7DfJtEE).
lingkungan, juga melakukan penghijauan agar dapat mengurangi polusi yang ada
     Maka dari itu kita harus bijak dalam menggunakan teknologi. Penggunaan transportasi yang berlebihan seperti di negara kita ini dalam seiring waktu dapat menyebabkan ekosistem terganggu dan bahkan terjadinya kepunahan pada makhluk hidup. Menjaga bumi adalah keharusan kita sebagai penduduk bumi, jadi kurangilah kendaraan yang berbahan bakar fosil, dan kita bisa menggantinya dengan transportasi yang lebih ramahBaca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H