Mohon tunggu...
Zahra Sabrina
Zahra Sabrina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

mekarlah dimanapun kau tumbuh

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila dan Laboratorium Kebhinekaan di Desa Buntu Kejajar Wonosobo

4 November 2024   15:32 Diperbarui: 5 Desember 2024   15:25 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Desa Buntu berada di Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo, dikenal dengan sebutan Indonesia kecil, dimana masyarakatnya memeluk agama yang berbeda beda. Mereka ada yang beragama islam, katholik, budha dan kristen, namun yang memeluk agama kristen hanya sedikit bisa dibilang mereka adalah minoritas karena jumlahnya tidak lebih dari 20 orang. Mereka yang beragama kristen beribadah di Gereja yang ada di kota.

Namun dari keberagaman agama dan perbedaan keyakinan yang mereka anut tidak menjadikan perselisihan akan tetapi lebih mempererat rasa toleransi yang tercipta dari dalam diri mereka, mereka hidup berdampingan dengan damai dan tumbuhnya rasa lebih menghargai dan menghomati perbedaan menjadi cara untuk memajukan Desa Buntu di tengah desa desa lain yang ada di kecamatan kejajar.

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) sedang merencanakan pembangunan Laboratorium Kebhinekaan di desa Buntu, mereka telah menunjukkan perhatian khusus terhadap Desa Buntu. Inisiatif tersebut bertujuan untuk mempromosikan nilai-nilai toleransi di tengah beragamnnya pemeluk agama di Desa Buntu dan kerukunan antar umat beragama yang sudah menjadi ciri khas tersendiri di desa ini.

Masyarakat Desa Buntu diharapkan dapat saling bekerja sama dalam membangun Desa yang lebih maju lagi, Kepala Desa Buntu, Bapak Suwoto, menyatakan bahwa masyarakat desa selalu kompak dan dapat bahu membahu dalam setiap acara perayaan hari raya keagamaan. Misalnya ibu ibu di sekitar Gereja mereka membantu memasak di Gereja saat acara Paskah, Natal, Misa ataupun Jum'at Agung. Dan Banser beserta kokam juga turut membantu menjaga keamanan dan ketertiban di tempat peribadatan. Pada saat masyarakat yang memeluk agama Islam sedang menjalankan atau melaksanakan ibadah tarawih, mereka yang memeluk agama katholik atau non-muslim melaksanakan ronda dan menjaga jalan atau pintu masuk desa agar umat islam dapat tenang dan khusyuk saat melaksanakan sholat.

Dengan adanya Laboratorium Kebhinekaan yang akan dibangun di Desa Buntu ini, diharapkan dapat menjadi tempat untuk belajar bagi masyarakat Desa Buntu, tidak hanya untuk Desa Buntu tapi untuk masyarakat luas untuk belajar tentang bagaimana hidup dalam keberagaman. BPIP sudah lama merancang pembangunan Laboratorium Kebhinekaan ini dan tinggal menunggu eksekusi untuk program pembangunannya. 

Kehadiran Laboratorium Kebhinekaan ini diharapkan akan memperkuat upaya desa dalam menjaga dan merawat Kebhinekaan serta menjadi contoh bagi desa desa lain di sluruh Indonesia. Mungkin ada banyak sekali kegiatan yang akan diadakan di Laboratorium tersebut, seperti kegiatan kebudayaan . Kegiatan ini melibatkan komunitas agama yang menampilkan  pentas seni dari komunitas Putro Margo Utomo di desa tersebut. Mereka adalah sekelompok pecinta seni yang menampilkan berbagai tarian yaitu Warok, Jaranan, Leak dan Tari Lengger,  sangat diharapkan mereka dapat memperkenalkan dan menghargai keberagaman budaya yang ada di desa.

Tidak hanya kegiatan kebudayaan, Laboratorium Kebhinekaan juga dapat menjadi wadah untuk program pendidikan untuk anak-anak dan remaja yang mengajarkan nilai-nilai yang sangat penting dalam Pancasila, indahnya bertoleransi dan kerjasama antar umat beragama. Dari semua kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan ini diharapkan dapat memperkuat hubungan antar semua umat beragama di Desa Buntu. 

Semoga pembangunan Laboratorium Kebhinekaan ini dapat segera terlaksana dalam waktu dekat ini,diharapkaan BPIP dapat bekerja sama dengan pemerintah desa dengan baik untik keberlangsungan Desa Buntu agar semakin maju. Dengan adanya Laboratorium Kebhinekaan ini diharapkaan Desa Buntu dapat menjadi simbol toleransi dan juga kerukunan, serta dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat indonsia dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun