Mohon tunggu...
KKN 96 KALISAT
KKN 96 KALISAT Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

KKN 96 KALISAT, BONDOSOWO

Selanjutnya

Tutup

Kkn

KKN UMD UNEJ 96, Mengenal Tradisi Kesenian Macan-Macanan di Desa Kalisat, Bondowoso

27 Juli 2024   23:36 Diperbarui: 17 Agustus 2024   15:27 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Macan-macanan Gatot Subroto, dok. pribadi

Bondowoso, 27 Juli 2024  Desa Kalisat yang terkenal dengan kekayaan budayanya, kembali menggelar Pesta Rakyat dengan merayakan tradisi Macan-macanan. Acara tahunan ini menarik perhatian warga dan wisatawan, yang datang untuk menyaksikan keunikan dan kemeriahan tradisi yang telah diwariskan secara turun-temurun. Tradisi ini bukan hanya menjadi daya tarik budaya, tetapi juga menjadi simbol kekayaan warisan leluhur yang terus dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat setempat. Macan-macanan biasanya dilaksanakan setiap tahun pada bulan Suro dalam kalender Jawa. 

Tradisi Macan-macanan bukan hanya sekedar hiburan, tetapi juga sarat dengan makna dan filosofi. Macan melambangkan kekuatan dan keberanian, sementara arak-arakan melambangkan kebersamaan dan gotong royong masyarakat desa. Selain itu, tradisi ini juga dianggap sebagai bentuk doa dan harapan agar Desa Kalisat selalu dijauhkan dari marabahaya. Pertunjukan macan-macanan melibatkan penari yang mengenakan kostum menyerupai harimau. Para penari biasanya dilengkapi dengan properti seperti topeng dan pakaian berwarna mencolok yang menggambarkan harimau. 

Wawancara bersama Bapak Sandy, dok. pribadi
Wawancara bersama Bapak Sandy, dok. pribadi

Menurut kepercayaan masyarakat madura yang berada di wilayah bondowoso pada setiap bulan satu suro, mereka akan menyajikan sesajjin yang berarti sesajen atau biasa juga disebut sanggar. Berdasarkan pernyataan dari Bapak Sandy, selaku pemilik kesenian Macan-macanan menyatakan "Isi dari sesajen terdapat berbagai macam kue, nasi, dan ayam kampung yang masih hidup maupun yang sudah diolah. Sesajen di sajikan di atas lumbung, dan saat pertunjukkan dimulai sesajen tersebut akan diambil oleh Harimau. Setelah Sanggar itu habis, maka sesajen itu dibuang dan macan tersebut turun dan main di tempat. Apabila persyaratan sesajen tidak lengkap, akan menyebabkan adanya musibah atau wabah didesa tersebut. Wabah dapat berupa hewan peliharaan warga akan mati, dan para pemain akan mengalami kesurupan".

Macan Gatot Subroto mengambil sesajen di sanggar, dok.pribadi
Macan Gatot Subroto mengambil sesajen di sanggar, dok.pribadi

Berbagai jenis harimau yang digunakan ketika pertunjukan berlansung yaitu harimau Gatot Subroto, Kumbang Langit, Selendang Sutra. "harimau yang naik dan mengambil sesajen bernama Gatot Subroto (kuning), sedangkan yang dibawah bernama Selendang Sutra (putih) biasanya mengambil sanggar dan Kumbang Langit (hitam) sering mengalami kesurupan. Burung Garuda ada kaitannya dengan harimau selandang sutra. Peran burung Garuda saat pertunjukan menurut sesepuh masyarakat Kalisat untuk mengusir makhluk-makhluk halus yang ada di sekitarnya dengan kepakan sayapnya. biasanya setelah Garuda masuk, harimau datang. Peran pemain topeng untuk menyemangati dan mengamankan harimau, kalau pemain topeng tidak ada maka harimau akan kesurupan. Pemain topeng memiliki paling banyak makhluk halus. Jika makhluk halus sudah masuk, maka tidak akan sadar apa yang dimakan dan yang dilakukan", pungkas Pak Sandy.

Pertunjukan Macan-macanan sering kali dilakukan sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur dan sebagai permohonan keselamatan bagi masyarakat desa. Selain itu, pertunjukan ini juga dimaksudkan untuk mengusir roh-roh jahat dan membawa keberkahan.  Tradisi ini juga menunjukkan bagaimana kepercayaan tradisional masih dipertahankan dan dihormati dalam kehidupan masyarakat modern.  Pesta Rakyat, Desa Kalisat, Bondowoso dengan tema tradisi Macan-macanan tahun ini berhasil menghidupkan kembali semangat kebersamaan dan kecintaan terhadap budaya lokal. Acara ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga sarana edukasi dan pelestarian budaya yang sangat berharga. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kkn Selengkapnya
Lihat Kkn Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun