Kemunculan ISIS tidak lepas dari konflik  Timur Tengah atau Arab Spring. Pada tahun 2013, ISI memperluas operasinya ke Suriah dan berganti nama menjadi ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah) atau ISIL (Negara Islam Irak dan Levant). ISIS  adalah gerakan atau kelompok ekstremis Islam yang didirikan pada 9 April 2013 di  bawah  Abu Bakr al-Baghdadi setelah kematian Zarqawi. Cita-citanya adalah  mendirikan negara Islam dan mendirikan kekhalifahan Islam di Irak dan  Suriah. ISIS dikenal karena tindakan kekerasannya, termasuk serangan teroris dan penindasan  terhadap kelompok etnis dan agama lain serta penerapan hukum Syariah yang keras.Â
Pada tahun 2014-2015, ISIS mencapai puncak kekuasaannya dengan merebut kota-kota strategis dan mampu menguasai lebih dari 40 persen wilayah Irak, termasuk kota-kota strategis seperti Ramadi, Fallujah, Mosul dan Tikrit. Mereka berada di Suriah  menguasai hampir 60 persen wilayah, termasuk kota-kota seperti Raqqa, Al-Bab, Palmyra, Manbij, Jarablus, Kobane dan sebagian besar wilayah Deir al-Zour. Mereka mendirikan pemerintahan yang brutal dan menanamkan ketakutan melalui  kekerasan  ekstrim, namun pada tahun 2015 mereka mulai menghadapi berbagai serangan militer partai dan kehilangan sebagian besar wilayah di bawah kendalinya.
Ideologi ISIS atau Jihadisme Salafi  merupakan gagasan yang bermula dari pemikiran orang-orang terdahulu (Salaf Shalih) yang ingin membentuk negara Islam dan menjunjung tinggi nilai-nilai inti Islam. Hal ini sangat penting mengingat  gerakan ini mengatakan  tidak ada perbedaan antara agama dan negara. Dengan demikian, semua keputusan diambil berdasarkan Syariah (hukum Islam). Kata Salaf mempunyai arti secara bahasa yang mengacu pada  orang-orang terdahulu, sedangkan  Salafiyah artinya gerak jadi menurut kata Salafiyah itu pengertian  yang berpedoman pada Al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad SAW dan amal.
Mereka mengikuti pemahaman mitra, termasuk aspeknya. Dari segi akidah dan penerapannya, gerakan Salafiyah fokus pada perlawanan  Fanatisme madzhab dan menuntut kembali kepada Al-Qur'an dan Al-Sunnah. Tujuan gerakan ini adalah untuk menghidupkan kembali ajaran kelompok terdahulu (Salaf)  yang mendorong umat Islam untuk kembali ke Al-Qur'an dan Sunnah dan menolak ajaran (Mazhab) yang tidak berlandaskan Al-Qur'an dan Al-Sunnah. Omong-omong  Oleh karena itu, Salafiyah dikenal juga dengan metode (Manhaj) pemahaman dan  menerapkan Islam. Oleh karena itu, konsep Salafi diperuntukkan bagi semua orang  yang bertujuan untuk menjaga kemurnian nilai-nilai Islam berdasarkan ajaran Nabi  Muhammad SAW dengan sumber hukum Al-Qur'an dan Al-Sunnah. Â
ISIS menggunakan Salafi-jihadisme sebagai ideologi yang menjadi landasan internalnya melakukan semua tindakannya mengikuti Salaf Shalih tetapi dengan aturan yang sama. Cara gerakan ini  memperjuangkan tujuannya sangat keras dan brutal. Kekejaman ISIS dapat dilihat dari peristiwa-peristiwa yang ditunjukkan dan dipublikasikan oleh gerakan ini melalui berita dan video yaitu menuntut imigrasi seluruh warga muslim  ke Tanah Air  yakni ISIS di Suriah menggunakan paham Salaf Shalih sebagai landasannya,  maka kita harus menolak segala sesuatu yang tidak sesuai dengan pengalaman Salaf Shalih,  yaitu, menolak reformasi dunia Islam dan menyerukan seluruh umat Islam untuk melakukan hal tersebut  untuk kembali ke jalan yang benar, yaitu meninggalkan negara sekuler dan bergabung serta membentuk  negara muslim.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H