Sumber: Kumparan.com
Kompasiana.com - Dikutip dari laman mkri.gi.id, politik dinasti diartikan sebagai sebuah kekuasaan politik yang dijalankan oleh sekelompok orang yang masih terkait dalam hubungan keluarga. Dinasti politik sendiri lebih identik dengan sebuah kerajaan. Sebab, kekuasaan akan diwariskan secara turun temurun dari ayah kepada anak agar kekuasaan akan tetap berada di lingkaran keluarga.
Mahkamah Konstitusi telah memutuskan soal batas usia calon presiden dan calon wakil presiden yang dibacakan pada Senin, 16 Oktober 2023. Hal itu disinyalir menjadi tiktik awal Gibran Rakabuming Raka yang merupakan ponakan dari ketua MK Anwar Usman dan anak dari Presiden Joko Widodo alias Jokowi untuk maju menjadi calon wakil presiden.
Dalam konteks ini, banyak dari pengamat hukum menilai bahwa cara yang ditempuh ini terlalu instan dan memanfaatkan Jokowi yang masih menjabat sebagai Presiden. Hal ini terus berlanjut hingga  beberapa hari yang lalu Anak sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka yang merupakan Wakil Presiden terpilih, membagikan buku bersampul Jan Ethes, anaknya di Surabaya, Jawa Timur. Selain buku, Gibran juga membagikan susu dan gantungan kunci bergambar dirinya. Pembagian itu dilakukan Gibran setelah berkunjung ke kediaman Khofifah Indar Parawansa.
Momen Gibran bagikan buku tulis bergambar anak sulungnya itu menuai banyak sekali kritikan dari masyarakat. Terlebih pada media sosial X. Banyak sekali warganet menyimpulkan bahwa itu adalah strategi kampanye sejak dini untuk mewariskan dinasti kepada anaknya.Â
Melalui pembagian buku bersampul Jan Ethes ini merupakan salah satu hal yang dibiasakan di masyarakat bahwa wajah ini harus dihafalkan. Selain itu, dugaan Jokowi diduga ingin dikenang sebagai sosok Raja bahkan Dewa karena kekuasaannya menjadi semakin kuat dengan adanya dorong dari peristiwa ini. Pewarisan kekuasaan yang dilakukan oleh Presiden Jokowi sekeluarga juga telah menggunakan cara yang modern. Melalui anak-anak yang tidak mengerti soal dunia politik, strategi pemberian hadiah dalam bentuk susu dan buku ini yang kemudian disukai anak-anak.
Berawal dari prolongtical marketing yang diperpanjang dari bapaknya yaitu Presiden Jokowi kepada anaknya yaitu Gibran, lalu tiba kepada Kaesang dan kemudian pada cucunya. hal ini menjadi pesan tersirat bahwa mereka sekeluarga berbahagia dan karena itu mereka ingin selalu diingat. Ini merupakan marketing yang diperpanjang dari pemerintahan Presiden Jokowi yang nantinya akan diwariskan kepada keluarganya.Â
Tentu hal ini merupakan sebuah permasalahan besar bagi masyarakat Indonesia karena cara yang dilakukan salah dan menyimpang. Jokowi dinilai telah banyak sekali menyalahgunakan kekuasaan dan menabrak konstitusi di Indonesia demi mewujudkan tujuannya. Mulai dari pencalonan anak sulungnya sebagai wakil presiden dengan menghapus peraturan mengenai minimal usia kandidat, serta ketua MK yang juga ternyata merupakan keluarga dari Jokowi. Hal ini sangatlah bertentangan dengan sistem pemerintahan Indonesia yaitu Demokrasi.
Perlu tindakan tegas dan bersatunya masyarakat Indonesia untuk mencegah hal ini terus berlanjut. Jangan sampai hal ini menjadi pemicu terjadinya protes masyarakat secara besar besaran seperti Orde Baru lalu yang banyak menimbulkan kerugian dan perpecahan di Indonesia. Hadirnya pemimpin yang tegas, adil dan mendahulukan kepentingan rakyat ternyata masih menjadi impian yang jauh dari kata terwujud.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H