Seni dalam berbagai bentuknya, memiliki kedudukan yang penting dalam peradaban Islam. Meskipun terdapat perdebatan di kalangan ulama dan sarjana Muslim mengenai batasan dan aturan dalam berkarya seni, namun secara umum seni dianggap sebagai salah satu media untuk mengungkapkan keindahan, kreativitas, dan memuji keagungan ciptaan Tuhan.Â
Seni tari merupakan salah satu cabang seni yang berkembang dalam budaya Islam. Meskipun terdapat pro dan kontra terkait praktik seni  tari, namun banyak ulama yang memandang seni tari sebagai bentuk ekspresi estetika dan spiritualitas, asalkan dilakukan dengan cara yang terhormat dan sesuai dengan ajaran Islam.
Seni tari merupakan bagian integral dari kebudayaan banyak suku di Indonesia, termasuk suku Gayo di Aceh yang terkenal dengan Tari Saman. Tari ini memiliki keunikan tersendiri dengan gerakan cepat dan serempak, serta diiringi oleh syair-syair yang penuh makna. Namun, bagaimana pandangan Islam terhadap seni tari, khususnya Tari Saman?
Asal-Usul dan Filosofi Tari Saman
Tari Saman berasal dari dataran tinggi Gayo, Aceh, dan biasanya ditampilkan pada perayaan-perayaan penting seperti perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.Â
Tarian ini dilakukan oleh sejumlah penari pria yang duduk berbaris dan menampilkan gerakan tangan, tubuh, dan kepala yang dinamis serta harmonis, diiringi dengan nyanyian dan tepukan tangan yang ritmis. Syair-syair yang dinyanyikan dalam Tari Saman sering kali berisi nasihat, pujian kepada Tuhan, serta ajaran-ajaran moral dan keagamaan.
Tari Saman memiliki sejarah yang panjang dan kompleks. Sumber lain mengatakan bahwa tarian ini berasal dari kesenian Melayu Kuno karena adanya gerakan khas tepuk tangan dan dada yang merupakan kesenian khas Melayu Kuno. Namun, sejarah tari Saman yang paling umum diterima adalah bahwa tarian ini diciptakan oleh Syekh Saman, seorang ulama Aceh yang berjuang menyebar Islam di tanah Aceh.
Tari Saman, yang berasal dari Aceh, memiliki tujuan dakwah dan pendidikan agama Islam. Tarian ini digunakan sebagai media untuk menyampaikan pesan-pesan agama dan nilai-nilai keagamaan. Tari Saman juga digunakan sebagai media untuk mengajak masyarakat untuk beribadah dan meningkatkan kesadaran agama.Â
Dalam tarian ini, para penari memperagakan gerakan yang simbolis dan makna yang terkait dengan ajaran Islam, seperti puji-pujian kepada Allah SWT dan puisi-puisi perjuangan. Tari Saman juga digunakan sebagai media untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kebersamaan, kekompakan, dan kebersamaan dalam masyarakat.
Tari Saman juga memiliki makna filosofis yang terkait dengan nilai-nilai Islam. Gerakan dalam tari Saman menggambarkan nilai-nilai seperti ketaatan, kepatuhan, dan hormat kepada Allah SWT. Tarian ini juga memiliki pola lantai yang horizontal, yang mengisyaratkan simbol berjamaah, yaitu masyarakat selalu berada dalam sebuah kesatuan. Gerak salam memiliki makna bahwa setiap umat Islam diwajibkan untuk senantiasa memberi salam dan mendoakan kepada sesama ketika bertemu. Gerakan menunduk memiliki makna penghormatan kepada sesama manusia.
Tari Saman telah menjadi bagian dari budaya Aceh yang diakui sebagai warisan dunia tak benda UNESCO. Tarian ini juga telah dikenal luas di dunia dan telah dipertunjukan dalam berbagai acara besar, termasuk pembukaan Asian Games di Jakarta beberapa tahun silam.Â