Mohon tunggu...
Zahra Novita
Zahra Novita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

MENGGAMBAR

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penerapan Bermain Sambil Belajar pada Anak Usia Dini

19 November 2023   22:09 Diperbarui: 19 November 2023   22:18 1479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

        Pada usia dini, anak-anak mempunyai cara belajar unik yang sangat berbeda dengan orang dewasa. Anak pada dasarnya belum memahami bahwa yang dilakukannya sambil bermain adalah belajar. Bermain sambil belajar merupakan kegiatan yang dinikmati anak tanpa ada paksaan, namun terdapat pola yang diharapkan dapat membawa keberhasilan bagi tumbuh kembang anak. Bermain juga menjadi kesempatan bagi anak untuk melepaskan energinya yang luar biasa dan bersenang-senang menemukan hal-hal baru yang belum mereka ketahui sebelumnya.

        Permainan adalah dunia anak dan waktu anak untuk mengeksplorasi segala sesuatu yang dimiliki anak. Permainan anak-anak adalah segala kegiatan yang dilakukan anak yang berupa gerak, pikiran, dan perkataan. Bermain dengan gerakan seperti berlari, melompat, memanjat, dan lainnya. Bermain dengan pikiran, misalnya: bermain puzzle, menyusun balok, menghafal lagu, menghafal dialog yang didengar orang lain. Permainan kata merupakan salah satu cara anak mengungkapkan perasaannya melalui kata-kata dan meniru perkataan orang lain. Kesimpulan para ahli adalah anak merupakan makhluk yang sangat kreatif dan dinamis. Yang dibutuhkan anak hanyalah bermain, baik dilakukan sendiri maupun bersama-sama (berkelompok).

        Ada dua cara berpikir umum tentang bagaimana permainan dapat membantu mengembangkan keterampilan berpikir yang berbeda. Pertama adalah asumsi bahwa permainan mendorong perkembangan pemikiran karena sifatnya yang eksperimental dan fleksibel. Kedua adalah menghubungkan permainan dengan keterampilan berpikir yang berbeda, dengan fokus pada sifat simbolis (permainan pura-pura yang menjadi ciri sebagian besar permainan anak-anak).

        Pada umumnya anak sudah mampu melihat segala sesuatu secara utuh, mempunyai bentuk nyata yang langsung diketahuinya. Oleh karena itu gaya belajar anak mempunyai beberapa ciri khusus yang dapat diidentifikasi sebagai berikut: belajar melalui gerakan refleks dan aktivitas fisik, belajar memahami emosi dan hati nurani, belajar sambil bermain, belajar melalui interaksi, komunikasi dan sosialisasi. belajar tentang lingkungan sekitar dan belajar memenuhi keinginan dan kebutuhannya.

        Untuk membantu anak memahami pentingnya bermain, mulailah dengan metode belajar yang menyenangkan. Guru diharapkan mempunyai kemampuan menciptakan pembelajaran yang tidak monoton dan membahagiakan anak. Dan yang terpenting, jangan sampai anak merasa bahwa ini adalah pelajaran yang harus diikuti. Pernyataan tersebut dapat diartikan anak bermain sambil belajar, anak bebas mengeksplorasi benda-benda di lingkungannya dan menemukan sesuatu yang bermanfaat.

        Bermain merupakan pembelajaran karena keterampilan kognitif anak berkembang dengan baik bila ia bebas bermain dan bereksplorasi di lingkungan alaminya. Anak-anak menemukan hal-hal baru, baik dari Tuhan maupun dari manusia. Contoh kegiatannya adalah mengamati pertumbuhan tanaman. Anak-anak memperluas pengetahuannya tentang bagaimana dan mengapa tumbuhan tumbuh, berkembang dan berfungsi (sebagai makanan).

        Permainan membentuk perilaku, sebagaimana sopan santun yang masih dipraktikkan di Taman Kanak-Kanak untuk membentuk perilaku yang baik. Pembentukan perilaku tersebut terjadi melalui lima aspek perkembangan anak, yaitu moral agama, sosio-emosional, fisik motorik, perkembangan kognitif, dan perkembangan bahasa. Belajar bahasa juga merupakan salah satu tahap perkembangan yang membantu seorang anak tumbuh menjadi pribadi dewasa dan mandiri.

         Tujuan bermain pada anak adalah untuk menumbuhkan budi pekerti yang baik dan mendidik berbagai hal, antara lain membedakan sikap dan perilaku yang baik dan buruk, kebaikan dan kepedulian, disiplin dan tanggung jawab, mencintai ciptaan Tuhan, ketertiban dan keberanian, serta mengetahui yang baik dan yang buruk. Dibutuhkan banyak waktu bagi seorang anak untuk berkembang diri. Melalui bermain, anak dapat menyalurkan keinginan, kepuasan, kreativitas dan imajinasinya. Selain itu, dengan bermain, anak dapat melatih keterampilan fisiknya, berkomunikasi dengan teman sebaya, memainkan peran sesuai jenis kelaminnya, mengembangkan keterampilannya, mengembangkan sifat dan sikap positifnya, serta mengekspresikan dan menyalurkan emosinya, baik perasaan tertekan, senang, maupun sedih.

         Ada lima syarat permainan pembelajaran anak usia dini. Pertama, Play time  adalah waktu bermain, masa anak-anak adalah masa untuk bermain bukan masa belajar yang dipaksakan. Pembelajaran anak merupakan permainan edukatif yang memperhatikan waktu dan bentuk permainan, sebaiknya permainan outdoor dilakukan pada pagi atau sore hari. Kedua, play things yaitu permainan harus sesuai dengan usia dan tingkat perkembangan anak. Ketiga, Play Fellowes yaitu anak-anak perlu percaya bahwa mereka mempunyai teman bermain ketika dibutuhkan. Namun, hal itu juga harus bersifat relatif, yaitu anak tidak boleh terlalu banyak bermain dengan anak-anak lain atau orang tua, anak-anak harus memiliki kesempatan yang cukup untuk mendapatkan dan menentukan kebutuhannya sendiri.

        Keempat, Play Space (ruang bermain) dilengkapi dengan ruang bermain anak yang cukup sehingga anak dapat bermain dan bergerak dengan leluasa. Besar kecilnya ruang bermain disesuaikan dengan permainan yang dimainkan anak dan jumlah anak yang bermain. Kelima, Play Rullesn yaitu  permainan yang anak dapat mencobanya sendiri, menirukannya, atau menerima petunjuk bermain, sehingga anak dapat mengembangkan keterampilannya dalam menggunakan peralatan permainan tersebut tanpa batasan. Sehingga anak dapat cepat meningkatkan kreativitas dan kecerdasannya.

Referensi :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun