Operan Kondisioning adalah situasi belajar dengan mengubah respon menjadi lebih kuat dengan penguatan langsung.
Eksperimen yang dilakukan oleh Skinner adalah sebagai berikut:
Di laboratorium, Skinner menempatkan tikus-tikus lapar dalam sebuah kotak yang disebut “Skinner Box”, dilengkapi dengan berbagai perangkat seperti kancing, peralatan makan, wadah makanan, lampu yang dapat disesuaikan, dan lantai berlistrik. Karena lapar, tikus-tikus tersebut berusaha keluar untuk mencari makan. Selama tikus bergerak keluar dari kotak tidak sengaja tikus itu menekan tombol , dan makanan mengalir keluar. Makanan diprogram secara bertahap tergantung pada tingkat perilaku tikus, proses itu yang disebut pembentukan. Berdasarkan berbagai percobaan yang dilakukan pada tikus, Skinner menegaskan bahwa faktor terpenting dalam belajar adalah penguatan. Kenyataannya adalah bahwa pengetahuan yang dibentuk melalui asosiasi stimulus-respon akan lebih kuat jika diperkuat.
Eksperimen Skinner pada tikus memberikan dua macam jawaban, yaitu: Menyeimbangkan perilaku dengan insentif akan memungkinkan perilaku tersebut terulang kembali di kemudian hari. Sementara itu, perilaku yang tidak seimbang dengan insentif dapat mengurangi pengulangan perilaku tersebut di kemudian hari.
Menurut Skinner, operan kondisioning mencakup dua konsep utama, yaitu :
A. Reinforcement (Penguatan), terbagi menjadi penguatan positif dan penguatan negatif.
- Penguatan positif adalah stimulus apa pun yang dapat meningkatkan perilaku, misalnya. Ketika anak menyelesaikan pekerjaan rumahnya ( PR) akan diperbolehkan menonton TV, yang terjadi anak itu akan mengulangi perilaku tersebut. Penting untuk diingat bahwa penguatan dapat berupa penguatan sosial (seperti memberikan sanjungan, pijian bahkan nilai bagus ). Penguatan positif juga dapat dipahami sebagai menghukum siswa dengan hukuman yang dimaksudkan untuk meningkatkan pembelajaran.
- Penguatan negatif adalah setiap stimulus yang menyakitkan atau menyebabkan kondisi yang tidak menyenangkan perasaan, sehingga mengurangi terjadinya perilaku tersebut, misalnya: seorang siswa yang menghilangkan kebiasaan terlambatnya karena dia takut ditegur oleh guru .
B. Punishment (Hukuman), terbagi menjadi hukuman positif dan hukuman negatif.
- Hukuman positif adalah stimulus apa pun yang mengakibatkan pengurangan bahkan penghapusan kebiasaan buruknya , misalnya siswa yang tidak mengerjakan pekerjaan rumahnya ( PR) tidak diperkenankan memasuki kelas . Sehingga siswa tersebut akan mengerjakan PR tepat waktu. Siswa yang datang terlambat ke sekolah akan diberikan banyak tugas oleh gurunya agar tidak terlambat. Namun hukuman yang diberikan guru akan membuat siswa belajar dari tugas yang diberikan guru.
- Hukuman negatif adalah stimulus apa pun yang menghilangkan sesuatu yang disukai, misalnya : saat pembelajaran di kelas , ada siswa yang sedang memainkan ponselnya sehingga guru menyita ponsel tersebut dengan harapan siswa tersebut lebih fokus belajar.
Implikasi teori operan pengkondisian dalam pembelajaran
Proses yang diterapkan dalam pembelajaran, guru memberikan instruksi singkat disertai contoh yang baik. Dalam merancang kegiatan pembelajaran, guru harus memperhatikan hasil yang terlihat dan terukur. Ada pula disiplin dan latihan agar perilaku yang diinginkan bisa menjadi kebiasaan.
Prinsip belajar Skinner dalam hal ini Skinner menyatakan bahwa hasil belajar harus segera dikomunikasikan kepada siswa jika salah dikoreksi, dan jika benar hendaknya diberi penguatan agar siswa segera memahami apakah pembelajarannya salah atau benar. Saat ini proses pembelajaran sendiri harus mengikuti irama siswa, sehingga guru dapat lebih memahami keadaan siswa sebelum pembelajaran dimulai. Pada saat ini proses terlaksana pembelajaran tidak menggunakan hukuman dengan mengubah lingkungan.
Skinner berpendapat bahwa kontrol positif menciptakan sikap positif terhadap pendidikan. Pembelajaran memberikan kekuatan untuk menghasilkan respons yang bertahap jika prosedur penguatan diatur dengan baik. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran perlu ditentukan perilaku mana yang menghasilkan respon yang lebih baik, namun jika tidak dipelajari maka respon tersebut akan menurun. Selama proses pembelajaran, mungkin terjadi sejumlah peristiwa yang menimbulkan respons siswa guna memperkuat tanggapan. Misalnya, perilaku respon siswa yang baik akan diberi penghargaan dan perilaku respon yang tidak baik akan ditegur atau dihukum.