Banyaknya remaja pada era sekarang yang kerap menyebut dirinya mengalami gangguan mental.Setiap tanggal 10 Oktober diperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia atau World Mental Health Day setiap tahunnya. Krisis kesehatan mental sangat melonjak dari tahun ke tahun, terutama di kalangan remaja. Ada banyak penyebab masalah ini, termasuk lingkungan pertemanan dan lingkungan keluarga, namun media sosial terutama bertanggung jawab atas banyak masalah kesehatan mental yang terjadi pada kebanyakan orang.Â
Projects Leader dan Founder Emotional Health for All (EHFA) Sandersan Onie atau Sandy menyatakan terdapat sejumlah faktor yang melatarbelakangi tingginya remaja yang dinyatakan mengalami gangguan kesehatan mental. Selain faktor biologis dan genetik, lingkungan mempunyai andil yang cukup besar. Menurut dia, remaja saat ini tumbuh dalam lingkungan yang berbeda dengan generasi sebelumnya.dan pada saat ini kesehatan mental sudah sering jadi tranding topic di media sosial.Â
Para remaja juga sudah mulai menyuarakannya. Sebab, gangguan mental alias kesehatan mentalnya terganggu, dapat berdampak pada cara seseorang dalam menangani sesuatu.Misalnya dalam penanganan stres, relasi dengan orang lain, bahkan dalam memicu adanya hasrat untuk menyakiti diri sendiri.
Beberapa pekan lalu, kasus bunuh diri salah satu mahasiswa di Semarang sempat menghebohkan masyarakat.Korban diduga depresi hingga kerap merokok dan menyilet tangan sendiri.Kesimpulannya adalah semakin banyak kesadaran mengenai pentingnya melindungi serta menjaga Kesehatan mental diri kita maka diri kita akan mampu mengatasi tantangan-tantangan dalam hidup, mengembangkan atau mempererat hubungan dengan sehat serta mencapai kualitas kehidupan yang labih baik, sehat dan lebih baru.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI