Plagiarisme adalah kejahatan dan momok sains.
Plagiator mencuri karya penulis lain tanpa menyebutkan atribusi aslinya. Psikologi adalah salah satu ilmu yang paling rentan terhadap plagiarisme dan harus lebih memperhatikan hal ini.
Beberapa jenis plagiarisme dapat dibedakan berdasarkan motivasi plagiarisme (disengaja, tidak disengaja dan tidak disengaja), tindakan plagiator (tulisan tangan, parafrase dan ringkasan yang tidak tepat), dan plagiarisme itu sendiri (pendaur ulang teks, publikasi yang tidak perlu, dll.
duplikat, pemotongan garam atau fragmentasi data). Ada banyak alasan plagiarisme, seperti: Akses informasi yang mudah melalui Internet, tekanan tugas akademik, keterampilan menulis yang buruk, tergesa-gesa menulis di bawah tekanan, ketidakmampuan untuk menulis ulang referensi asli, kesalahpahaman dalam konsep diri plagiarisme, dan plagiarisme sederhana. Artikel ini juga menyajikan langkah-langkah untuk menghindari plagiarisme, seperti menghindari "pencurian mental", berlatih menulis yang baik (kutipan dan susunan kata) dan menguji tes kesamaan (layanan deteksi plagiarisme).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H