Mohon tunggu...
Zahran Rizky Salahudin
Zahran Rizky Salahudin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Learner

Pekerjaan-pekerjaan kecil yang selesai dilakukan lebih baik daripada rencana-rencana besar yang hanya didiskusikan. - Peter Marshall

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kesulitan Belajar? Yuk Coba Metode "Scaffolding" dalam Proses Pembelajaran

4 Juni 2023   12:15 Diperbarui: 8 Juni 2023   13:07 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Manusia tentu akan mengalami fase belajar dalam hidupnya, baik itu belajar formal atau nonformal. Pada proses belajar tersebut tentu manusia akan mengalami masalah yang tentu berbeda dengan setiap individu. Masalah tersebut tidak dapat kita hindari, salah satu masalah yang sering terjadi ketika proses belajar yaitu kesulitan untuk memahami materi belajar yang diberikan.

Kesulitan belajar dapat diartikan sebagai gangguan proses psikologis pada saat melakukan pemahaman serta penggunaan bahasa ujaran atau tulisan (Hallahan, Kauffman, dan Lloyd Sebagaimana dikutip dalam Suryani, 2010). Terdapat faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesulitan belajar yaitu kesulitan memproses informasi spesifik, kurikulum tidak relevan, kurang percaya diri, lingkungan kelas kurang kondusif (Marlina, 2019).

Jika kalian, keluarga terdekat atau rekan kalian mengalami kesulitan belajar, terdapat tips yang dapat digunakan dalam proses belajar. Scaffolding dapat dijadikan tips dan trik untuk dapat memahami proses belajar. Teori ini dikembangkan oleh tokoh psikologi bernama Lev Vygotsky. Santrock (1995) menjelaskan bahwa scaffolding adalah saat seseorang mendapatkan tugas baru, terdapat orang yang lebih terampil untuk memberikan instruksi yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi.

Scaffolding bisa dimaknakan sebagai tingkat dukungan oleh orang yang lebih terampil bisa seperti guru atau rekan sebaya dengan menyesuaikan agar sesuai dengan kinerja seseorang tersebut (Daniels, sebagaimana dikutip dalam Santrock, 1995). Terdapat metode atau cara menerapkan scaffolding, yaitu dengan melibatkan orang tua yang mendukung usaha anak dan memungkinkan mereka untuk menjadi lebih terampil daripada jika seorang anak hanya mengandalkan kemampuan mereka sendiri (Field Sebagaimana dikutip dalam Santrock, 1995).

Dalam menjadikan scaffolding sebagai cara untuk menerima pembelajaran tentu terdapat kelebihan yaitu ketika seseorang mempelajari tugas baru, orang yang terampil dapat menggunakan langsung petunjuk. Seiring meningkatnya kompetensi maka akan semakin sedikit bimbingan yang diberikan. Scaffolding sering digunakan untuk membantu seseorang mencapai batas pemahaman (Santrock, 2017).

Bukan hanya kelebihan yang dimiliki oleh teori scaffolding ini, terdapat kekurangan yang dimiliki teori scaffolding yaitu terlalu menekankan pendekatan yang bergantung dengan sosial, selain itu menjadikan konteks sosial sebagai peran utama dalam mencapai sesuatu dan peran internal tidak terlalu terlihat dalam scaffolding. (Santrock, 2017).

Maka dari itu, bimbingan atau pengajaran dari orang yang lebih terampil, seperti guru, dapat membantu proses belajar seseorang. Tidak hanya itu, keterampilan dari teman sebaya, yang lebih memahami materi pembelajaran juga sangat membantu dalam memahami materi pembelajaran itu sendiri.

Daftar Referensi

Marlina, M. (2019). Asesmen Kesulitan Belajar.

Santrock, J. W. (1995). Life-span development. WCB Brown & Benchmark Publishers.

Santrock, J. W. (2017). Educational psychology. McGraw-Hill Education.

Suryani, Y. E. (2010). Kesulitan belajar. Magistra, 22(73), 33.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun