Mohon tunggu...
Zahra Mujahidah
Zahra Mujahidah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

halo! saya mahasiswa pendidikan geografi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Penyebab Erupsi Gunung Marapi pada Desember 2023

28 Mei 2024   14:33 Diperbarui: 28 Mei 2024   14:36 971
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.jawapos.com/internasional/013435389/menggemparkan-dunia-sejumlah-media-internasional-soroti-erupsi-gunung-marapi-sumatera-barat

Gunung Marapi adalah salah satu gunung berapi yang terletak di Provinsi Sumatera Barat, Indonesia.  Nama "Marapi" berasal dari bahasa Minangkabau yang berarti "api besar," mencerminkan sifat gunung ini yang aktif secara vulkanik. Gunung ini terkenal tidak hanya karena keindahannya, tetapi juga karena aktivitas vulkaniknya yang cukup signifikan. Gunung Marapi, sering kali disalahartikan dengan Gunung Merapi di Jawa Tengah, Gunung Marapi ini terletak di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat. Gunung ini memiliki ketinggian sekitar 2.891 meter di atas permukaan laut, menjadikannya salah satu gunung tertinggi di Sumatera.

Erupsi Gunung Marapi pada (3/12/2023) disebabkan oleh aktivitas vulkanik yang terus berlanjut, yang telah menjadi karakteristik gunung ini selama beberapa dekade. Aktivitas ini ditandai oleh peningkatan signifikan dalam aktivitas seismik dan deformasi kubah lava yang terus berlangsung. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan adanya beberapa kali aliran lava dan perubahan morfologi kubah lava akibat erupsi yang berkelanjutan.

Gunung Marapi ini merupakan salah satu gunung berapi paling aktif di Indonesia dan sering mengalami erupsi kecil hingga menengah. Aktivitas vulkanik ini dipicu oleh pergerakan magma di bawah permukaan bumi yang mendorong material ke atas melalui saluran vulkanik. Dalam erupsi terbaru, gunung ini memuntahkan abu vulkanik setinggi 3.000 meter ke udara, serta menyebarkan awan panas sejauh beberapa kilometer, yang mengakibatkan tertutupnya beberapa desa oleh material vulkanik.

Letusan ini juga menyebabkan kematian beberapa pendaki yang berada di gunung tersebut saat erupsi terjadi. Meski peringatan dan zona larangan sudah diberlakukan, beberapa pendaki masih berada di dekat puncak gunung ketika letusan terjadi, yang berakibat fatal. Erupsi ini juga menyebabkan gangguan transportasi udara, termasuk penutupan Bandara Internasional Minangkabau selama beberapa jam dan pembatalan beberapa penerbangan. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat beberapa letusan tambahan sepanjang hari tersebut yang menghasilkan awan abu hingga 1,5 km di atas puncak gunung. Masyarakat di sekitar Gunung Marapi diimbau untuk tidak mendekati area dalam radius 4,5 km dari kawah aktif dan disarankan menggunakan masker serta perlindungan lain saat terjadi hujan abu untuk menghindari gangguan pernapasan.

Gunung Marapi ini terletak di wilayah yang rawan gempa dan aktivitas vulkanik karena posisinya di Cincin Api Pasifik, yang merupakan kawasan dengan konsentrasi tinggi gunung berapi aktif dan gempa bumi. Pemerintah setempat telah meningkatkan upaya pemantauan dan mitigasi untuk mengurangi risiko bencana di masa depan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun