Sebagai mahasiswi Digital Content Broadcasting, kami diajarkan untuk mengenali berbagai konten media digital saat ini, salah satunya berita atau yang sering disebut dengan jurnalistik. Salah satu bentuk pembelajaran yang dilakukan ialah kuliah lapangan. Perjalanan kuliah lapangan ini dilaksanakan untuk lebih mengenal jurnalistik  era digital.Â
Tribun Jabar dipilih sebab portal berita ini merupakan salah satu yang terbesar di Indonesia, terkhusus di daerah Jawa Barat. Beralamat di Jalan Sekelimus Utara No. 2-4, Batununggal, Kec. Bandung Kidul, Kota Bandung, Tribun Jabar merupakan surat kabar di bawah naungan Kompas Grup. Proses Panjang dilalui oleh Tribun Jabar sebelum akhirnya menjadi salah satu portal berita yang besar dan dipercaya oleh masyarakat Indonesia. Tribun lahir pada tahun 2000 dengan nama awal "Metro Bandung" hingga akhirnya berganti nama menjadi Tribun News pada tahun 2005. Perubahan Nama yang dilakukakan dilandasakan akan urgensi terkait aspek business serta branding yang dinilai mampu memberi efek lebih pada perkembangan perusahaan.
Berdasarkan hasil riset Neilsen pada kwartal 3 tahun 2014, Tribun Jabar berhasil menduduki posisi pertama readership 333.000, tumbuh 1% dari triwulan sebelumnya. Pada Mei 2017, Harian Tribun Jabar Kembali mempertahankan posisinya sebagai surat kabat dengan jumlah pembaca terbanyak berdasarkan survey Neilsen. Pada tahun 2019, Tribun Jabar juga ditetapkan sebagai peraih peringkat kedua dalam kategori penilaian Penggunaan Bahasa Media Massa Cetak tahun 2019 pada tingkat nasional, yang diadakan oleh Badan Pengembangan Bahasa dan Pembukuan, Kementrian Pendidikan dan  Kebudayaan, dalam rangka Bulan Bahasa dan Sastra Tahun 2019.
Selama kegiatan kunjungan, kami diarahkan oleh bapak Kisdiantoro, salah seorang reporter senior. Beliau bertanggung jawab untuk memberikan kami informasi tentang cara kerja jurnalistik Tribun serta Tour Office. Pak Kisdiantoro menjelaskan bagaimana proses pembentukan hingga perkembangan dunia jurnalistik di Tribun Jabar. Perputaran dan akses informasi yang kian praktis menjadi salah satu PR besar yang perlu dituntaskan oleh Tribun. Sebab, kebanyakan informasi yang tersebar tidak mampu dipertanggungjawabkan. Melihat fenomena ini, Tribun kemudian hadir sebagai salah satu portal berita yang akan melakukan konfirmasi atas informasi-informasi tersebut. Untuk itulah digitalisasi jurnalisme Tribun perlu dilakukan. Proses digitalisasi ini sudah dimulai sejak tahun 2008.
Berbagai bentuk digitalisasi terus menerus digencarkan, salah satunya dengan membangun beberapa studio sebagai media dalam peliputan berita daring. Tribun Jabar memiliki 4 studio. Pembentukan studio ini bertujuan untuk mewadahi kegiatan-kegiatan seperti seminar, produksi video, serta posdcast dengan mengundang pakar-pakar yang ahli dan terkenal di bidangnya. Tribun Jabar juga memiliki tim redaksi yang berfokus pada peliputan regional. Informasi berita yang diolah tidak hanya berasal dari liputan lapangan, namun juga berasal dari informan di bidang tersebut. Selain tim redaksi, juga ada tim iklan, yang bertanggungjawab untuk mengolah dan mempublikasikan iklan-iklan yang akan ditayangkan pada website Tribun Jabar.
Saat sesi tanya jawab berlangsung, teman saya bertanya mengenai ciri khas yang dimiliki Tribun Jabar. Pak Kisdiantoro kemudian menjelaskan bahwa ada satu nilai penting yang sampai saat ini masih dijaga oleh Tribun, yakni Trustworthy. Meskipun portal Tribun didesak untuk menerbitkan berita terbaru dalam waktu singat, namun proses peliputan yang dilakukan tetap berlandaskan pada asas jurnalisme. Dari segi gaya kepenulisan pun, Tribun mengedepankan gaya bahasa bercerita-visualisasi lewat tulisan, serta sisi Human Interest. Hingga saat ini, digitalisasi masih terus dikembangkan oleh Tribun Jabar dengan beberapa metode, salah satunya memanfaatkan micro moment.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H