Secara rasional, setiap negara akan bertindak dengan mempertimbangkan dan mementingkan motif perekonomian nasional, baik dalam melakukan kerja sama maupun konflik. Semua ini dilakukan tidak lain karena mereka memiliki kepentingan atas kebutuhannya masing-masing. Serangan yang terus Israel lancarkan, baik melalui jalur udara maupun darat ke Jalur Gaza, Israel pasti memiliki kepentingan lain selain untuk melindungi negaranya dari ancaman kelompok-kelompok di Gaza seperti Hamas. Karena sampai saat ini jatuhnya ribuan korban dan hancurnya berbagai wilayah serta bangunan tidak cukup untuk menghentikan serangan tersebut.Â
Hal ini menimbulkan banyak pertanyaan dan spekulasi dari khalayak, apalagi target penyerangan yang dilakukan lebih berfokus ke sisi utara. Dugaan terhadap ambisi Israel untuk membangun terusan baru yang mereka namai Terusan Ben Gurion menjadi semakin kuat.
Terusan Ben Gurion telah digagas sejak 1960 dan direncanakan akan menghubungkan antara Laut Merah dan Laut Mediterania melalui Teluk Aqaba dengan jalur sepanjang 193,3 km. Nama Ben Gurion diambil dari nama bapak pendiri Israel, yang bernama lengkap David Ben Gurion, untuk mengenang jasanya.
Inisiasi pembangunan terusan oleh Israel dan Amerika tersebut bermula saat akses Israel terhadap Terusan Suez di blokir oleh presiden Gamal Abdel Nasser. kebijakan ini bukan tanpa alasan, sebab sebelumnya Israel telah melakukan pembantaian terhadap Palestina, yang saat ini biasa kita kenal dengan peristiwa Nakba. Selain itu, akibat terjadinya konflik Krisis Suez yang terjadi pada 1956 sampai dengan 1957 turut mematangkan rencana pembangunan tersebut. Namun setelah adanya perjanjian antara Mesir dan Israel, pembahasan rencana tersebut seakan hilang dan tak pernah dibahas lagi.
Kita perlu menyadari bahwa kegunaan kanal untuk membantu perekonomian dunia sangatlah penting. apalagi jika memiliki wilayah yang strategis seperti yang Israel kuasai saat ini. Tentu akan ada banyak keuntungan yang akan mereka raup apabila proyek tersebut benar-benar terealisasikan. Terusan yang dicanangkan  tersebut bisa mendatangkan keuntungan, apalagi ditengah gempuran boikot dunia terhadap semua produk mereka yang entah sampai kapan.
Seperti yang telah dijelaskan tadi, peperangan tak berkesudahan, penyerangan yang berfokus pada sisi utara, dan keuntungan dalam pembuatan kanal, dapat kita simpulkan bahwa penyerangan yang Israel lakukan bisa saja memiliki kepentingan ekonomi. Semakin banyak penguasaan dan aset yang berkaitan dengan perekonomian dunia, maka akan semakin besar pula kemungkinan untuk menguasai atau memonopoli dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H