Mohon tunggu...
Zahra Huseinah
Zahra Huseinah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa Universitas Negeri Jakarta jurusan pendidikan sosiologi angkatan 2023

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Peran Organisasi Masyarakat dalam Pembentukan Harmonisasi Sosial

29 Maret 2024   22:41 Diperbarui: 30 Maret 2024   18:04 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Peran Organisasi Masyarakat Dalam Harmonisasi Sosial


Organisasi masyarakat memegang peran penting dalam memfasilitasi harmonisasi sosial di dalam suatu masyarakat. Melalui berbagai inisiatif dan kegiatan, organisasi masyarakat berkontribusi dalam membangun hubungan yang seimbang dan berkelanjutan antara individu, kelompok, dan komunitas. Harmonisasi sosial menjadi kunci dalam menciptakan lingkungan yang inklusif, adil, dan damai di tengah-tengah perbedaan yang ada dalam masyarakat.


Kedudukan Dan Peran Organisasi Kemasyarakatan


Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, terdapat tiga wilayah yang saling berinteraksi dan memiliki peran yang seimbang, yaitu negara (state), masyarakat sipil (civil society), dan pasar (market). Menurut Jimly Asshiddiqie, ketiga domain kekuasaan tersebut memiliki logika dan hukumnya sendiri-sendiri. Ketiganya harus berjalan seiring dan sejalan, sama-sama kuat dan sama-sama saling mengendalikan satu sama lain, tetapi tidak boleh saling mencampuri atau dicampuradukkan. Jika kekuasaan negara terlalu dominan, demokrasi tidak akan tumbuh karena selalu didikte dan dikendalikan oleh negara. Jika kekuasaan pasar terlalu kuat, melampaui kekuatan “civil society” dan negara, berarti kekuatan uang atau kaum kapitalis yang menentukan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Demikian pula jika kekuasaan yang dominan adalah “civil society” sedangkan negara dan pasar lemah, maka yang akan terjadi adalah situasi “chaos”, “messy”, “government-less”, tanpa arah yang jelas.


Masyarakat sipil mengacu kepada pengertian kehidupan masyarakat yang beradab, memiliki ikatan dan norma sendiri yang berbeda dengan ikatan dan norma dalam negara maupun pasar. Masyarakat sipil adalah para warga yang saling berasosiasi untuk mencapai berbagai tujuan dengan berlandaskan pada orientasi untuk kebaikan bersama. Masyarakat sipil merupakan suatu arena yang berbeda dari negara dan pasar di mana anggota masyarakat berkelompok dan berinteraksi satu dengan lainnya untuk mendefinisikan, menyatakan dan mendorong nilai-nilai, hak, dan kepentingan mereka. Masyarakat sipil bukan saja berbeda dengan negara ataupun pasar, tetapi keberadaannya dapat mendahului keberadaan suatu negara.


Organisasi masyarakat memiliki peran yang penting dalam memfasilitasi harmonisasi sosial. Berikut adalah beberapa peran utama dari organisasi masyarakat dalam menciptakan harmonisasi sosial:
1.Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat
Organisasi masyarakat dapat memberikan pendidikan dan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya toleransi, kerjasama, dan penghargaan terhadap perbedaan di antara anggota masyarakat.
2.Advokasi dan Pemberdayaan
Organisasi masyarakat dapat menjadi suara bagi kelompok-kelompok yang kurang didengar, serta memperjuangkan hak-hak mereka, sehingga menciptakan rasa inklusi yang lebih luas di masyarakat.
3.Pembangunan Komunitas
Melalui program-program pembangunan komunitas, organisasi masyarakat dapat membantu memperkuat hubungan antarwarga, memfasilitasi dialog antar kelompok, dan menciptakan lingkungan yang mendukung kerjasama dan keberagaman.
4.Penyebaran Informasi dan Pendidikan
Organisasi masyarakat dapat menjadi sumber informasi dan pendidikan mengenai pentingnya menghormati perbedaan, menumbuhkan empati, dan mendorong kerjasama antarindividu.
5.Penyelesaian Konflik
Dalam situasi konflik, organisasi masyarakat dapat berperan dalam mediasi dan penyelesaian konflik dengan cara-cara yang damai dan mempromosikan rekonsiliasi di antara pihak-pihak yang berseteru.
6.Pengembangan Keterampilan Sosial
Melalui program-program pengembangan keterampilan sosial, organisasi masyarakat dapat membantu individu untuk belajar cara berkomunikasi, bernegosiasi, dan berkolaborasi secara efektif dengan orang-orang dari latar belakang yang berbeda. Dengan melaksanakan peran-peran ini, organisasi masyarakat dapat menjadi kekuatan yang mendorong terciptanya harmonisasi sosial di dalam masyarakat.


Teori Harmonisasi Sosial


Harmonisasi merupakan kecocokan, kesesuaian, keseimbangan, dan keadilan yang memberikan rasa aman serta kedamain dan kesejahteraan kepada seluruh umat manusia. Secara luas bermakna adanya rasa persaudaraan dan kebersamaan antar umat beragama walaupun mereka berbeda secara suku, agama, ras, dan golongan. Keharmonisan dapat juga bermakna suatu proses untuk menjadi sesuai atau cocok karena sebelumnya ada ketidakcocokan serta kemampuan dan kemauan untuk hidup berdampingan dan bersama dengan damai serta tenteram. Langkah-langkah untuk mencapai keharmonisan seperti itu, memerlukan proses dan waktu serta dialog panjang untuk saling terbuka, menerima dan menghargai sesama umat beragama yang didasari atas rasa cinta-kasih. Sedangkan keharmonisan sosial umat beragama yaitu proses interaksi umat beragama yang dilandasi dengan toleransi, saling pengertian, saling menghormati, saling menghargai dalam kesetaraan pengamalan ajaran agama dan kerjasama dalam kehidupan masyarakat. Umat beragama dan pemerintah harus melakukan upaya bersama dalam memelihara keharmonisan umat beragama, di bidang pelayanan, pengaturan dan pemberdayaan. Sebagai contoh yaitu dalam mendirikan rumah ibadah harus memperhatikan pertimbangan ormas keagamaan yang berbadan hukum dan telah terdaftar di pemerintah daerah.


Prinsip Keberlanjutan Sebuah Organisasi dan Hubungannya dengan Peran Organisasi Masyarakat Dalam Harmonisasi Sosial


Di dalam prinsip keberlanjutan di dalam sebuah organisasi ada satu konsep yang biasa digunakan atau terkenal yaitu prinsipnya Atkisson. Atkisson ini terkenal dengan yang namanya sustainability compass yang dimana bahasa lainnya yaitu kompas keberlanjutan yang dimana ini merupakan suatu tools atau alat untuk organisasi atau institusi yang berorientasi pada prinsip sustainability atau keberlanjutan. Alat ini membantu menyatukan organisasi dengan stakeholder dan pemahaman yang sama mengenai keberlanjutan itu sendiri dan visi bersama untuk mencapainya. Sustainability compass ini pertama kali dikembangan oleh Alan Atkisson di tahun 1997 yang dimana sustainable ini telah digunakan oleh banyak perusahaan, komunitas, organisasi, sekolah dan universitas di berbagai dunia. Dalam sustainable compass ini terinspirasi dari arah mata angin yang diambil dari bahasa Inggris yaitu north, east, south, west dan menggantikannya dengan tetap menggunakan huruf utama yaitu N, E, S, W dimana huruf depan tersebut kemudian merepresentasikan 4 dimensi penting dari keberlanjutan yaitu N itu nature atau alam, E itu ekonomi, S itu society, dan W itu wellbeing atau kesejahteraan.
Prinsip keberlanjutan sebuah organisasi mengacu pada upaya untuk memastikan bahwa keberlanjutan ekonomi, lingkungan, dan sosial dipertahankan dalam jangka panjang. 

Hubungannya dengan peran organisasi masyarakat dalam harmonisasi sosial dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.Keseimbangan Antara Kesejahteraan Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan
Organisasi masyarakat yang berprinsip keberlanjutan memperhatikan keseimbangan antara kesejahteraan sosial, ekonomi, dan lingkungan. Dalam konteks harmonisasi sosial, hal ini berarti memastikan bahwa upaya-upaya untuk memperbaiki hubungan antarwarga juga diimbangi dengan perhatian terhadap keberlanjutan ekonomi dan lingkungan.
2.Pemberdayaan Komunitas
Prinsip keberlanjutan menekankan pada pemberdayaan komunitas dalam pengambilan keputusan yang memengaruhi kehidupan mereka. Organisasi masyarakat yang memegang prinsip ini membantu memastikan bahwa keputusan-keputusan yang diambil untuk mencapai harmonisasi sosial melibatkan partisipasi aktif dari seluruh komunitas yang terlibat.
3.Pendekatan Jangka Panjang
Organisasi masyarakat yang berorientasi pada keberlanjutan cenderung mengadopsi pendekatan jangka panjang dalam upaya membangun harmonisasi sosial. Mereka memahami bahwa perubahan sosial yang berkelanjutan memerlukan strategi dan tindakan yang berkelanjutan pula.
4.Keadilan dan Kesetaraan
Prinsip keberlanjutan menekankan pentingnya keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi masa depan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Dalam konteks harmonisasi sosial, hal ini berarti memastikan bahwa keadilan dan kesetaraan menjadi landasan dalam upaya menciptakan hubungan yang harmonis di dalam masyarakat.
Dengan memperkuat prinsip keberlanjutan, organisasi masyarakat dapat memainkan peran yang lebih efektif dalam mempromosikan harmonisasi sosial yang berkelanjutan, yang tidak hanya memperhatikan kebutuhan saat ini tetapi juga kepentingan dan kesejahteraan generasi mendatang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun