Mohon tunggu...
Zahrah Salsabila Mappiara
Zahrah Salsabila Mappiara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Anemia pada Remaja Perempuan di Indonesia

8 September 2024   23:30 Diperbarui: 8 September 2024   23:31 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Remaja didefinisikan sebagai individu dalam kelompok usia 10-19 tahun. Tahap ini merupakan tahap perkembangan manusia yang krusial dan menjadi momentum yang penting untuk membangun fondasi kesehatan yang baik. Seiring dengan berkembangnya remaja, kebutuhan mereka akan zat besi juga meningkat karena pertumbuhan yang cepat dan menstruasi. Tiap bulannya secara teratur, mereka akan kehilangan banyak darah dan efek yang umum ditimbulkan, yaitu merasa lemas, salah satu ciri umum dari anemia.

Anemia adalah suatu kondisi tubuh dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari normal (WHO, 2011). Di Indonesia, anemia sendiri termasuk ke dalam salah satu masalah kesehatan gizi yang cukup serius. Salah satu penyebab utama anemia, yaitu defisiensi atau kekurangan zat besi. Hal ini berkaitan erat dengan pola asupan makanan dan nutrisi pada makanannya. Remaja perempuan seringkali kurang memperhatikan asupan zat besi dalam makanan mereka. Tidak sedikit pula dari mereka yang sering mengonsumsi junk food atau makanan cepat saji sebagai makanan sehari-hari. Pola makan yang tidak seimbang, seperti diet yang rendah protein atau terlalu banyak mengonsumsi makanan olahan, dapat memperburuk risiko terkena anemia.

Jika anemia tidak segera diatasi, maka bisa berdampak negatif terhadap kehamilan di masa depan, berpotensi menimbulkan komplikasi kehamilan dan persalinan, hingga kematian ibu dan anak. Oleh karena itu, sangat diperlukan tindakan untuk mencegah naiknya angka anemia pada remaja perempuan sekaligus ibu hamil di Indonesia. Mereka perlu menyayangi dan menjaga tubuh mereka sendiri dengan cara makan makanan bergizi dan rutin meminum Tablet Tambah Darah (TTD).

REFERENSI

Febrianti, K. D., Ayu W. C., Anidha Y., & Mahmudiono Y. (2023). Efektivitas Edukasi Gizi Pada Pengetahuan Terkait Anemia dan Kadar Hemoglobin Remaja Putri Usia 12-19 Tahun: Tinjauan Sistematis dan Meta Analisis. Amerta Nutrition, 7(3), 478-486.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Pencegahan dan Penanggulangan Anemia Pada Remaja Putri dan Wanita Usia Subur (WUS). https://ayosehat.kemkes.go.id/buku-pedoman-pencegahan-dan-penanggulangan-anemia-pada-remaja-putri-dan-wanita-usia-subur 

World Health Organization. Adolescent Health. https://www.who.int/health-topics/adolescent-health/ (2024)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun