Sesak, mengingat ada yg lain.
Ada yg lain, satu-satunya yang memenuhi ruang hatimu hingga tak tersisa sedikitpun celah untuk kumasuki.
Sesak, mengingat ada yang lain.
Ada yang lain, satu-satunya yang berhak mengucap rindu padamu tanpa malu-malu.
Sesak, mengingat ada yang lain.
Ada yang lain, satu-satunya yang berhak memanggilmu SAYANG. Satu-satunya yang kau juga panggil SAYANG.
Sesak, mengingat ada yang lain.
Ada yang lain, satu-satunya yang berhak mendapat perhatian manismu. Yang berhak kau perlakukan layaknya ratu.
Sesak, mengingat ada yang lain.
Ada yang lain, satu-satunya yang berhak mengingatkanmu akan waktu makan, tidur, juga waktu ibadahmu.
Sesak, mengingat ada yang lain.
Ada yang lain, satu-satunya yang menjadi alasan mengapa segaris senyum masih menghiasi wajahmu.
Sesak, mengingat ada yang lain.
Ada yang lain, satu-satunya yang menjadi pusat akan seluruh rasa rindumu.
Sesak, mengingat ada yang lain.
Ada yang lain, satu-satunya yang sah memelukmu.
Sesak, mengingat ada yang lain.
Ada yang lain, satu-satunya yang menjadi sandaran ketika kau mencari tempat lepaskan semua penat.
Sesak, mengingat ada yang lain.
Ada yang lain, satu-satunya yang berhak memberimu kecupan lembut saat kau merasa letih.
Sesak, mengingat ada yang lain.
Ada yang lain, satusatunya wanita yang kau cinta setelah ibumu.
Sesak, mengingat ada yang lain.
Ada yang lain, satu-satunya wanita yang kau inginkan untuk menjadi ibu bagi anak-anakmu kelak...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H