Mohon tunggu...
Zahrah Khairani Karim
Zahrah Khairani Karim Mohon Tunggu... Freelancer - Fresh graduate. Education enthusiast!

Enjoy reading!

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Karir dalam Organisasi? Kenapa Tidak

28 Maret 2022   14:24 Diperbarui: 28 Maret 2022   14:33 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hidup merupakan proses perjalanan manusia untuk mencapai sebuah tujuan. Beragam tujuan dan impian ingin dicapai oleh manusia. Tujuan akhirat jelas merupakan tujuan yang mutlak terjadi. Prinsip dan nilai-nilai pribadi manusia turut mengiringi langkah dalam mengarungi kehidupan. Ketika manusia telah masuk pada tahap perkembangan remaja, individu akan mulai berpikir untuk apa dirinya hidup, apa yang ingin dicapai, bagaimana dirinya di masa depan. Maka dari itu manusia perlu berkarir untuk menyalurkan passion dan meraih tujuan. Begitu pula saya. Pada kesempatan ini saya akan berbagi kisah, pengalaman, dan cita-cita yang ingin saya raih di masa mendatang.

Karir yang saya jalani ini adalah hal yang saya minati sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Saya mulai mengikuti beberapa organisasi seperti Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), Santri Pecinta Alam (SATPALA), dan Tapak Suci. Saat SMP saya tidak terlalu memikirkan apa yang harus saya lakukan dan apa yang ingin saya capai. Akan tetapi, dengan mengeksplorasi dari ketiga organisasi tersebut yang memiliki latar belakang berbeda saya menemukan apa yang menjadi minat dan bakat saya. Di IPM saya diamanahi untuk menjadi sekretaris umum selama setengah periode karena kebetulan kebijakan saat itu berubah yaitu siswa SMP akan berpisah kepengurusan IPM dengan siswa SMA. Sebelumnya IPM di sekolah saya hanya satu yang menaungi SMP dan SMA dengan pengurus yang dipegang oleh siswa SMA. Saat itu saya mulai mengenal apa aitu sekretaris, tugas, dan fungsinya dalam organisasi. Selain IPM saya juga aktif di SATPALA sebagai anggota, mulai dari anggota divisi 1, 2, hingga tercatat sebagai anggota penuh. Di SATPALA saya merasa banyak keterampilan terkait bertahan diri. Mengenal kehidupan alam, bekerja sama dalam tim, belajar bertahan hidup di alam bebas, menjunjung asas kekeluargaan, dan keterampilan lainnya. Sedangkan di Tapak Suci saya juga aktif hingga meraih sabuk kuning melati 2.

Menduduki bangku SMA ternyata ketertarikan saya dalam berorganisasi cukup tinggi, saya memilah organisasi apa yang saya sukai dan saya mampu untuk melakukannya. Kemudian saya memutuskan mengikuti Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan Young Motivation Community (YOMOCO). Di OSIS saya menjabat selama dua periode, periode pertama diamanahi sebagai Koordinator Bidang 6 Kreativitas, Keterampilan dan Kewirausahaan. Periode kedua diamanahi sebagai Bendahara Umum. Mengikuti organisasi di SMA rasanya sangat berbeda dibandingkan ketika SMP. Sasaran yang semakin luas, mengenal diri lebih dalam, hingga terus berproses mengenai soft skills semakin terasah seperti skill public speaking, problem solving, kreativitas, leadership, dan teamwork. Di YOMOCO saya belajar mengaji. Mengkaji al-qur'an, belajar agama, guna menguatkan keimanan dan ketaqwaan hingga tahun ketiga saya di amanahi sebagai mentor kelompok.

Kegemaran saya terhadap organisasi terus bertahan dan semakin tertantang ketika memikirkan bagaimana ketika saya ikut organisasi di jenjang perguruan tinggi. Semakin tinggi tahap perkembangan diri, saya juga merasa antusias untuk mengikuti organisasi di kampus, seperti Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Di BEM saya berproses mulai dari menjadi Eksekutif Muda hingga Fungsionaris. Selain berproses di BEM, saya juga berproses di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Komisariat Restorasi Fakultas Psikologi. Sejak menjadi kader baru hingga saat ini menjadi Pimpinan Harian, saya melalui dan belajar banyak hal. Saya bertemu banyak relasi, diskusi, bahkan teman. Organisasi membantu saya untuk terus belajar berpikir kritis, mengenal individu dari berbagai latar belakang, belajar menganalisa situasi, berkolaborasi, memahami nilai dan prinsip. Semakin lama saya berorganisasi ternyata tidak membuat saya merasa cukup dan berhenti untuk melakukannya, saya justru merasa masih banyak yang belum saya ketahui dan membuat saya harus mempelajarinya.

Selain di bidang organisasi, saya juga menggeluti bidang Pendidikan, Pengembangan diri, dan Public Speaking. Di bidang Pendidikan saya mulai tertarik untuk mengajar sejak SMA. Menjadi mentor kelompok saat di YOMOCO memberikan pembelajaran awal bagi saya tentang bagaimana mentransfer ilmu, nilai, serta mengatur proses belajar. Ketika menginjak di perguruan tinggi, UMM memiliki program wajib bagi mahasiswa yaitu P2KK (Program Pembentukan Kepribadian dan Kepemimpinan). Di sana saya belajar untuk mengembangkan karakter kepemimpinan dan keislaman. Penanaman nilai melalui materi dan kegiatan membuat saya tertarik di bidang Pengembangan Diri. Saya diberi kesempatan untuk mengikuti program lanjutan yaitu Intermediate Leadership Training (ILT). Kemudian ketika di IMM saya diamanahi menjadi instruktur yang berfungsi sebagai fasilitator untuk menanamkan nilai kepada kader. Menjadi seorang instruktur menuntut untuk bisa mengaplikasikan ilmu khususnya ilmu psikologi di Pendidikan. Ketika kami ingin membuat sebuah kegiatan, memerlukan adanya asesmen, modul, sampai perencanaan teknis agar tujuan kegiatan dapat tercapai. Pada tahun kedua diamanahi untuk berproses menjadi Staf Tabligh dan Kajian Keagamaan (TKK) dan Wakil Ketua Korps Instruktur. Kemudian pada tahun ketiga saya diamanahi sebagai Sekretaris Bidang Kader. Amanah dan tanggung jawab kini semakin besar, Pundak semakin berat, namun hal ini merupakan tantangan dan konsekuensi yang harus saya hadapi.

Di pertengahan tahun kedua diberi kesempatan sebagai Koordinator Mentor di kegiatan Pesmaba 2021, yang mana tugasnya juga untuk mendampingi mahasiswa baru dalam beradaptasi selama proses Pesmaba dan perkuliahan. Di bidang psikologi saya mencoba menjadi Fasilitator untuk konseling sebaya pada program Teman Bicara dari BEM UMM, di sana saya juga mendapat kesempatan untuk mengaplikasikan ilmu konseling kepada klien. Sejak pandemi, saya menggunakan kesempatan untuk bisa mengajar privat, di rumah saya mengikuti lembaga privat sebagai mentor dan mengajar selama 2 bulan. 

Saat di Malang kini saya mulai melanjutkan kembali mengajar privat hingga kini menginjak 2 bulan. Selain itu, saya senang menggeluti bidang public speaking seperti menjadi MC, Announcer, dan Moderator. Di tahun kedua saya mencoba untuk mengikuti lomba Announcer di kegiatan Dekan Cup, hingga alhamdulillah terpilih sebagai juara 1. Saya juga senang bila dalam sebuah kegiatan, saya menjadi MC ataupun di suatu kegiatan. Mungkin hal tersebut bisa dikatakan sebagai hobi saya.

Saya bersyukur dan menikmati perjalanan karir saya hingga saat ini. Sempat mengalami krisis identitas karena saya tidak tahu apa tujuan saya melakukan sesuatu. Saya merasa hanya bekerja untuk organisasi karena senang. Akan tetapi, saya menemukan makna dan hikmah selama saya aktif di kegiatan organisasi maupun kampus. 

Mengasah skill dan meningkatkan tantangan kehidupan merupakan hal yang menarik untuk dilakukan. Kedepannya saya ingin terus aktif belajar dalam sebuah organisasi mahasiswa, menyalurkan skill public speaking, dan mempelajari bidang Pendidikan untuk menjadi guru atau psikolog sekolah. Beberapa rencana dalam waktu dekat saya ingin menjadi Master of Training (MoT) P2KK, menyelesaikan studi, dan bekerja pada instansi pendidikan maupun organisasi. Harapannya semoga saya dapat menjadi manusia yang bermanfaat untuk orang lain dari apa yang saya lakukan, mendapat ridho Allah, serta dapat membahagiakan orang tua dan keluarga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun