Mohon tunggu...
Zahrah Khairani Karim
Zahrah Khairani Karim Mohon Tunggu... Freelancer - Fresh graduate. Education enthusiast!

Enjoy reading!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Siswa SD Negeri Ampeldento 1 Menggerakan Kampanye Anti-Agresi

23 Maret 2022   13:08 Diperbarui: 23 Maret 2022   13:12 587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Program Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Universitas Muhammadiyah Malang tahun 2022 Gelombang 2 oleh Kelompok 66 dilaksanakan di SD Negeri 1 Ampeldento yang terletak di Desa Bunder, Ampeldento, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur, kegiatan ini dilakukan selama kurang lebih sebulan lamanya. Permasalahan dalam perilaku agresi pada siswa menjadi perhatian tersendiri dan menjadi salah satu program pengabdian yang dilakukan untuk memfokuskan dalam mengurangi perilaku agresi baik secara verbal maupun non verbal pada siswa melalui psikoedukasi.

Sebagai bentuk tindaklanjut dari kegiatan psikoedukasi yang telah diberikan, siswa diajak untuk berpartisipasi dalam kampanye anti perilaku agresi di lingkungan sekolah pada 2 Maret 2022 lalu. Kampanye ini dikemas dengan cara yang mudah untuk diterima siswa sekolah dasar. "Kegiatan kampanye dengan melibatkan siswa ini dengan menuliskan kalimat-kalimat atau kata-kata yang mengarah untuk mengajak berperilaku baik, kemudian akan di kampanyekan ke kelas-kelas di SD Negeri 1 Ampeldento atau di lingkungan sekolah", jelas Zahrah, koordinator kelompok PMM.

dokpri
dokpri

Kepala SD Negeri 1 Ampeldento, Julianah Wunut, juga mengungkapkan bahwa terjadi perubahan yang dirasakan setelah belajar secara online selama 2 tahun karena pandemi. "Sering melaksanakan sekolah daring, sehingga siswa terbiasa dengan gadget yang dapat mereka gunakan untuk hiburan seperti bermain game, menonton, dan bermain sosial media",ungkap Julianah. Hal tersebut menjadi suatu permasalahan karena anak di bawah umur telah dibebaskan untuk memiliki handphone sendiri, sedangkan secara psikologis mereka belum siap secara mental dan kognitif untuk dengan bijak menggunakannya. Sehingga hal ini dapat menjadi pemicu perilaku agresi pada siswa sekolah dasar.

"Kurangnya motivasi dan semangat belajar juga menjadi hambatan tersendiri, sehingga memang diperlukan kegiatan seperti pencegahan dalam perilaku agresi dan kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan semangat belajar siswa", tutup Julianah. Dari kegiatan kampanye anti perilaku agresi ini juga menenamkan pentingnya berperilaku baik, terlebih sesama teman sebaya dan di lingkungan sekitar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun