Pernahkah kita berpikir bahwa fisika itu bukan hanya sekadar rumus, angka, dan percobaan ilmiah?
Tetapi lebih dari itu, fisika bisa menjadi penghubung untuk memahami keteraturan alam semesta dan kebesaran Sang Pencipta. Dalam ilmu pengetahuan, ada tiga cara pandang yang bisa kita terapkan: Bayani (berbasis ayat-ayat Al-Qur'an), Burhani (rasional/logis), dan Irfani (manfaat spiritual). Menariknya, ketiga pendekatan ini bisa dikolaborasikan supaya ilmu fisika dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam dan menjadikannya lebih bermakna.
Lalu, bagaimana tiga pendekatan ini saling melengkapi dalam memahami alam? Mari kita bahas bersama!
Pendekatan Bayani: Pesan Al-Qur'an dalam Fenomena Alam
Pendekatan Bayani ini menggunakan ayat ayat Al Qu'ran sebagai petunjuk untuk memahami alam semesta dan dijadikan sumber pengetahuan utama. Â Al-Qur'an sering menyebut fenomena alam sebagai tanda-tanda kebesaran Allah. Contohnya, seperti yang pada surat Al-Anbiya ayat 33 yang artinya "Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing beredar pada garis edarnya". Ayat ini mengarahkan kita untuk meneliti alam, memahami hukum-hukum penggerakan planet, dan menjadikannya bukti keteraturan ciptaan-Nya.
Dari sini, kita dapat memahami bahwa penelitian ilmiah bisa dimulai dengan merenungi ayat-ayat Al-Qur'an yang mengarahkan kita untuk menggali lebih dalam lagi pengetahuan tentang alam semesta.
Pendekatan Burhani: Fisika dan Logika Ilmiah
Pendekatan Burhani ini lebih mengajak kita menggunakan akal, logika, dan metode ilmiah dalam memahami fenomena alam. Inilah yang paling sering kita temui dalam ilmu fisika. Logika, pengamatan, dan percobaan menjadi dasar untuk memahami fenomena seperti gravitasi, listrik, cahaya, atau gerak benda. Seperti yang dianjurkan dalam QS An Nahl ayat 12 yang artinya "Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami."
Dari ayat tersebut dapat kita pahami bahwa dengan berfikir rasional dan ilmiah kita dapat memahami tentang hukum alam/bagaimana alam semesta bekerja yang akan memperkuat pengetahuan. kita.
Misalnya, hukum gravitasi Newton yang menjelaskan bagaimana benda jatuh ke bumi. Dengan logika dan pembuktian ilmiah, kita memahami bahwa ada gaya tarik-menarik antara benda-benda di alam semesta.